Skip to content

HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

HIV dan AIDS

Sobat Pintar, HIV dan AIDS memiliki arti yang berbeda. Banyak orang masih mengartikan bahwa HIV dan AIDS adalah hal yang sama. Untuk itu, ini dia penjelesannya.

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yang merupakan kondisi buruk diakibatkan oleh virus HIV.

Sederhananya, HIV merupakan nama penyakit dan virus, sedangkan AIDS adalah kondisi yang buruk diakibatkan oleh virus HIV.

Data Kasus Pengidap HIV Nasional dan Internasional

Kementerian Kesehatan menyatakan pada tahun 2020, populasi ODHA (Orang dengan HIV AIDS) di Indonesia mencapai 398.784 kasus. 

Berdasarkan kasus tersebut, Kemenkes memperkirakan bahwa terdapat peningkatan pada tahun 2020 yang menjadi 543.100 orang.

Pada tahun 2024 diperkirakan infeksi HIV akan berkurang, serta penyakit-penyakit lain seperti infeksi baru HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak juga akan menurun.

Sedangkan, menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2020 mengestimasikan bahwa terdapat kasus di seluruh dunia sebesar 1,5 juta kasus.

Afrika merupakan negara dengan memiliki jumlah kasus baru HIV tertingi, yaitu 880 kasus. Di Eropa, jumlah kasus tercatat sebesar 170 ribu kasus. Lalu terdapat kasus sebanyak 150 ribu kasus baru yang tercatat di Amerika.

Selain itu, WHO juga mempunyai data di Asia Tenggara dan Mediterania Timur yang mempunyai data sebesar masing-masing 100 ribu kasus dan 41 ribu kasus.

Penyebab HIV dan AIDS

HIV adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh jenis virus retrovirus, virus ini termasuk golongan virus RNA yang menggunakan RNA tersebut sebagai molekul pembawa informasi genetik.

Seseorang yang terinfeksi virus yang bernama Human Immunodeficiency Virus pasti akan mengalami kondisi yang buruk dan virus itu pasti akan berkembang dan terjadilah AIDS.

Nah, ini dia penyebabnya: 

  1. Berganti-ganti pasangan
  2. Melakukann hubungan seksual dengan orang yang beresiko baik homoseksual dan heteroseksual
  3. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
  4. Ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS dengan cara plasenta ke janin

Gejala HIV dan AIDS

Terdapat 3 tahap mengenai gejala penyakit menular seksual ini, antara lain:

1. Tahap Pertama

  • Gejala tidak muncul selama bertahun-tahun
  • Terdapat nyeri dan flu yang terjadi beberapa minggu setelah terinfeksi
  • Demam, sakit tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot dan sendi

2. Tahap Kedua

  • Tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun
  • Virus akan menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh
  • Sudah dapat menular ke orang lain
  • Berlangsung kurang lebih 10 tahun

3. Tahap Ketiga

  • Seseorang yang terinfeksi virus HIV daya tahan tubuhnya rentan terkena penyakit, sehingga berkelanjutan menjadi AIDS
  • Demam yang terus-menerus dan lebih dari 10 hari
  • Lelah setiap saat
  • Kesuliltan bernapas
  • Diare berat dalam jangka waktu lama
  • Infeksi jamur di tenggorokan, mulut, dan vagina
  • Timbul bintik ungu di kulit yang tidak akan hilang
  • Hilangnya nafsu makan, sehingga berat badan turun dengan drastis

Apakah HIV dan AIDS Berbahaya?

HIV dan AIDS Manusia

HIV dan AIDS sangat berbahaya, karena selain dapat mengancam nyawa, obat dari penyakit ini belum ditemukan.

Tak hanya itu, penyakit menular seksual ini juga bisa sangat berbahaya karena dapat menular kepada orang lain dengan penularannya yang besar. 

Apalagi, seseorang yang awalnya hanya terinfeksi HIV, bisa berkembang menjadi AIDS dan akan menimbulkan penyakit-penyakit yang lebih berbahaya seperti Tuberculosis (TBC), tipes, infeksi herpes, radang kulit, meningitis, dan lain-lain.

Penularan HIV dan AIDS

HIV dan AIDS dapat menular melalui:

  1. Darah
  2. Carian air mani
  3. Cairan vagina
  4. Air liur
  5. Air susu ibu
  6. Air mata
  7. Urine
  8. Air keringat

Namun, perlu kamu ketahui juga terdapat beberapa cara penularan dari hal tersebut, antara lain:

  1. Berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
  2. Penggunaan jarum suntik/tindik/tato yang dipakai oleh orang yang terinfeksi
  3. Transfusi darah yang mengandung HIV
  4. Ibu penderita HIV saat melahirkan dan air susu ibu (ASI) yang diberikan

Pengobatan HIV dan AIDS

Sebenarnya, saat ini belum ada pengobatan apapun untuk menghilangkan virus HIV, baik itu obat, vaksin, atau pengobatan-pengobatan lainnya.

Saat ini, satu-satunya pengobatan untuk penderita HIV adalah pemberian obat ARV.

ARV atau singkatan dari antiretroviral yang berfungsi untuk menggadakan diri dan mencegah virus untuk menghancurkan sel CD4. 

ARV ini menghambat pertumbuhan si virus untuk tidak berkembang pesat dan menjadi AIDS.

Dan ketika pasien yang terinfeksi patuh mengonsumsi ARV akan bermanfaat untuk dirinya pastinya, karena penderita dapat menjalani hidup secara produktif dan mencegah penularan risiko ke orang lain.

Seseorang diwajibkan untuk patuh meminum obat tersebut selama seumur hidup.

Setidaknya seseorang harus mengonsumsi obat ARV sebanyak 95% dari dosis yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai supresi virologis yang sudah dianjutkan.

Pencegahan HIV dan AIDS

Ada beberapa cara melindungi diri dari virus, tetapi bukan berarti kamu tidak boleh menjauhi seseorang dengan HIV, ya.

Sobat Pintar, kamu tahu tidak ada konsep untuk mencegah HIV AIDS, lho. Yuk, simak.

Nah, konsep pencegahannya adalah “ABCDE”. Apa itu ABCDE?

  • A (Abstinence)

Tidak melakukan hubungan seksual dengan sembarang orang, guna untuk mencegah penularan

  • B (Be Faithful)

Setia pada satu pasangan. Jangan berganti-ganti pasangan, karena hal tersebut merupakan perilaku berisiko untuk menularkan virus

  • C (Condom)

Gunakan kondom jika berhubungan seksual dengan penderita. Jika menggunakan kondom berpelumas, gunakanlah pelumas yang berbahan dasar air karena untuk meminimalisir terjadinya kondom bocor.

  • D (Drug No)

Hindari penggunaan narkoba, apalagi menggunakan jarum suntik secara bersamaan. Selain menghindari penularan HIV juga dapat menghindari penularan Hepatitis B

  • E (Education)

Pemberian edukasi yang informatif, mulai dari apa itu HIV, cara penularannya, dampak, dll kepada masyarakat atau orang sekitar

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mendapatkan pertolongan.

Hadirnya SmartRSCM dapat membantu kamu berkonsultasi dengan dokter yang handal. Dengan hadirnya fitur-fitur yang canggih dan futuristik dapat memudahkan kamu berkonsultasi tanpa perlu keluar rumah.

Cukup download aplikasi SmartRSCM di Play Store dan App Store. Segera daftarkan diri kamu dengan mudah. Yuk, download aplikasi SmartRSCM sekarang juga!

(Arya Saputra S

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2022. Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia, Kemenkes: Jangan Ada Lagi Stigma dan Diskriminasi Pada ODHA

Adil Indonesia Jurnal. Diakses pada 2022. Penanggulangan dan Pencegahan HIV dan AIDS Secara Terintegrasi, Tepat, Kolaboratif, dan Berkesinambungan (Tetep Kober) di Kabupaten Semarang