Infeksi parasit usus adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh parasit, seperti cacing dan kutu. Organisme ini hidup di organisme lain (inang) untuk bertahan hidup.
Parasit masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, gigitan serangga, dan kontak langsung dan tidak langsung dengan seseorang yang terinfeksi.
Parasit dapat menyebabkan infeksi. Namun, beberapa parasit tidak begitu mempengaruhi inangnya, tetapi, ada beberapa yang tumbuh, berkembang, dan bereproduksi yang dapat membuat inangnya sakit.
Data Kasus Nasional dan Internasional
World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2012, terdapat perkiraan lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% prevalensi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah.
Terdapat 270 juta anak usia pra sekolah (< 5 tahun) dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah (6-12 tahun) tertular parasit secara intensif.
Sub-Sahara Afrika adalah salah satu kasus STHs terbanyak lalu dilanjutkan dengan, benua Amerika, Cina, dan Asia Timur.
Di Indonesia, angka kejadian kasus infeksi parasit masih tergolong tinggi terutama bagi penduduk yang miskin dan hidup di lingkungan yang padat penghuni.
Selain itu, angka kejadian kasus di Indonesia yang masih tinggi juga dikarenakan sanitasi yang masih buruk, tidak mempunyai jamban, dan fasilitas air bersih yang masih sangat terbatas.
Penelitian yang dilakukan di Pondok Gede Bekasi pada tahun 2011, mendapatkan hasil dengan populasi infeksi parasit usus pada anak panti asuhan di Pondok Gede Bekasi adalah 37%.
Dengan hasil Trichuris trichiura 4%, Blastocystis hominis 31%, Giardia lamblia 7%, dan Escherichia coli 3%.
Selain itu, penelitian yang dilakukan di Sulawesi Utara di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, mendapatkan hasil terdapat 31 anak yang ditemukan terinfeksi protozoa usus yaitu Blastocystis hominis sebanyak 18 (58,1%) anak.
Penyebab Infeksi Parasit Usus
Infeksi parasit usus disebabkan oleh 3 penyebab, yaitu protozoa, cacing, dan ektoparasit. Parasit-parasit tersebut dapat menular melalui kulit manusia dan mulut.
Parasit tersebut dapat berkembang di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan infeksi. Nah, untuk itu ini dia penjelasan mengenai 3 parasit yang perlu kamu ketahui.
1. Protozoa
Protozoa adalah suatu organisme yang bersifat seluler yang berukuran sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan alat pembesar yaitu mikroskop.
Protozoa adalah organisme yang bersel satu dan hidup secara mandiri dan berkelompok.
Terdapat 5 jenis protozoa yang dapat menginfeksi manusia, antara lain:
- Amoeba, jenis parasit yang dapat menyebabkan penyakit amebiasis
- Siliofora, parasit yang menjadi penyebab balantidiasis
- Flagellata, salah satu jenis parasit yang mengakibatkan penyakit giardiasis
- Plasmodium, yang dapat menyebabkan penyakit malaria
- Sporozoa, parasit yang menyebabkan penyakit toksoplasmosis
2. Cacing
Yang kedua adalah cacing. Penyebab infeksi pada penyakit ini yang paling banyak adalah golongan cacing soil transmitted helminths (STH).
STH adalah cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Namun, terdapat beberapa jenis cacing, yaitu:
- Platyhelminthes atau cacing pipih. Adapun di antara cacing pipih yaitu cacing isap (trematoda).
- Nematoda, jenis cacing gelang yang dapat menyebabkan penyakit ascariasis, cacing tambang, dan cacing kremi
- Opisthorchis dan Fasciolidae
Umumnya, cacing dewasa berkembang dan hidup di saluran pencernaan, darah, sistem getah bening, dan jaringan di bawah kulit. Cacing tidak dapat memperbanyak dirinya di dalam tubuh.
3. Ektoparasit
Ektoparasit adalah organisme multisel yang hidup di dalam tubuh dan memakan kulit. Ektoparasit bekerja dengan cara mengisap darah manusia sehingga mendapat makanan dan berkembang di dalam tubuh.
Terdapat beberapa contoh ektoparasit, di antaranya ialah:
- Pediculus humanus capitis, adalah kutu rambut dan dapat menyebabkan kulit di kepala terasa gata
- Phthirus pubis, kutu kemaluan yang dapat menyebabkan kulit kemaluan terasa gatal, iritasi dan dapat menimbulkan demam
- Sarcoptes scabiei, yaitu tungau penyebab dari penyakit scabies atau biasa disebut kudis
Tak hanya itu, namun pada beberapa kasus yang jarang terjadi, parasit dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, dan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
Gejala Infeksi Parasit Usus
Infeksi parasit usus memiliki beberapa gejala, namun gejala dari infeksi penyakit usus tergantung dengan jenis parasit apa yang menyerang manusia.
Terdapat beberapa gejala yang mungkin muncul akibat infeksi parasit usus, yang meliputi:
- Demam disertai menggigil
- Nyeri otot
- Tinja yang berdarah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Diare
- Sakit perut
- Dehidrasi
Ada beberapa kasus orang yang terkontaminasi infeksi parasit usus tidak menimbulkan gejala.
Dan yang mengerikannya adalah ketika seseorang yang sudah terinfeksi dan tidak memiliki gejala tetapi tetap saja dapat bisa menularkan ke orang lain.
Pengobatan Infeksi Parasit Usus
Pengobatan infeksi parasit usus biasanya bergantung pada diagnosa yang telah ditentukan dokter. Pada beberapa kasus, dokter biasanya akan meresepkan obat yang sama seperti penyakit trikomoniasis, giardiasis, dan kriptosporidiosis.
Selain itu, pemberian obat cacing dengan golongan mebendazol-pirantel pamoat terbukti efektif dalam pengobatan infeksi cacing usus dan dapat mencapai tingkat kesembuhan sebesar 97,4%.
Kapan Harus ke Dokter?
Infeksi parasit usus dapat diobati dan dapat disembuhkan asalkan obat dan penangannya tepat.
Jika kamu atau orang sekitar mengalami gejala-gejala di atas, segera lakukanlah pemeriksaan dengan dokter.
Hadirnya aplikasi SmartRSCM yang dapat membantu kamu untuk mengatasi masalahmu. Segera download di Play Store dan App Store, lakukanlah konsultasi cukup dari smartphone kamu.
Yuk, segera atasi masalahmu secepatnya dengan SiapDok!
(Arya Saputra S)
Referensi:
Jurnal e-Biomedik (eBm). Diakses pada 2022. Infeksi parasit usus pada anak sekolah dasar di pesisir pantai Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara
Jurnal Biomedik. 2020;12(1):61-67. Diakses pada 2022. Infeksi Parasit Usus pada Penduduk di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sumompo Kota Manado