Skip to content

Keputihan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

keputihan

Keputihan merupakan suatu masalah yang dialami oleh wanita yang terjadi apabila ada cairan atau lendir yang keluar dari vagina.

Siklus ini selalu terjadi normal pada setiap wanita mulai dari remaja, reproduksi, maupun menopause guna menjaga vagina tetap bersih dan terhindar dari infeksi. 

Keputihan dapat dikatakan berbahaya jika menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal pada vagina karena lendir yang keluar tidak normal karena indikasi bakteri, jamur, dll. 

Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan di Indonesia sekitar 75% dari 118 juta pernah mengalami minimal satu kali dalam hidupnya dan  45% mengalami sebanyak dua kali atau bahkan lebih. 

Apa Penyebab Keputihan pada Wanita?

Penyebab Keputihan

Pada dasarnya keputihan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu keputihan normal dan abnormal patologis. Keputihan normal terjadi sesuai dengan siklus reproduksi wanita dalam setiap bulan saat menjelang menstruasi atau masa subur.

Untuk keputihan abnormal terjadi saat wanita mengalami banyaknya cairan kental dengan bau amis serta busuk. Lantas, apa penyebab keputihan menjadi abnormal? Simak penjelasan berikut ini: 

  1. Infeksi area vagina oleh jamur, bakteri, serta parasit
  2. Pemakaian underwear (pakaian dalam) yang ketat sehingga memicu timbulnya jamur
  3. Kebiasaan membilas vagina yang salah
  4. Sering bergonta-ganti pasangan seksual
  5. Intensitas yang tinggi dalam mengkonsumsi pil KB 

Gejala dan Ciri-Ciri 

Sama halnya dengan jenisnya, gejala keputihan juga terbagi menjadi 2 yaitu gejala untuk kondisi normal dan abnormal. Lalu apa gejala dan ciri-cirinya? 

  • Tanda keputihan normal 

  1. Cairan yang tidak berwarna atau jernih 
  2. Tekstur cairan yang yang cair seperti air dan dapat berubah tergantung siklus menstruasi
  3. Tidak berbau amis dan menyengat 
  4. Tertinggalnya bercak kuning pada pakaian dalam 
  • Tanda keputihan abnormal

  1. Adanya rasa gatal pada bagian dalam serta luar miss V 
  2. Mengeluarkan cairan berwarna kuning atau bahkan hijau
  3. Teksturnya yang lebih kental
  4. Adanya bau amis serta tidak sedap
  5. Cairan yang keluar lebih banyak dari biasanya diiringi keluarnya darah secara berlebihan sebelum haid
  6. Nyeri pada panggul dan saat buang air kecil
  7. Rasa panas dan terbakar pada bagian dalam vagina

Bagaimana Cara Menangani Keputihan?

Untuk menangani keputihan dapat berbagai macam mulai dari pola hidup sehat, melakukan tes, atau pemberian obat. Untuk seorang wanita dapat terlebih dahulu menjaga pola hidup sehat, berikut penjelasannya: 

  1. Rajin membiasakan diri untuk membersihkan miss V dengan air hangat serta mengeringkannya dengan bahan yang lembut agar terhindar dari bakteri
  2. Hindari penggunaan pakaian dalam serta celana yang ketat
  3. Meminimalkan penggunaan produk pembersih vagina dan sabun yang mengandung pewangi. Penggunaan produk ini secara terus menerus mampu berdampak pada iritasi dan rentannya infeksi pada vagina
  4. Mengurangi intensitas dalam berendam atau mandi yang terlalu lama
  5. Wajib mengganti pakaian dalam serta celana jika basah, semisal saat sedang berkeringat atau seusai berenang
  6. Menghentikan terlebih dahulu berhubungan intim dengan pasangan agar menghindari potensi tertularnya bakteri 
  7. Mengganti pembalut secara rutin saat menstruasi.
  8. Saat mencuci sebaiknya mengurangi pemakaian pewangi, cukup bilas pakaian dalam dengan bersih 
  9. Membersihkan miss V dari depan ke belakang, bukan sebaliknya

Adapun cara lain yaitu dengan melakukan tes secara rutin: 

  1. Tes pH:  untuk memeriksa tingkat keasaman lendir vagina dan mendeteksi tanda infeksi pada vagina
  2. Pap smear: untuk mendeteksi kelainan yang ada pada jaringan leher rahim (serviks)

Selain kedua cara di atas, juga bisa dengan mengkonsumsi obat:

  1. Antibiotik yaitu clindamycin yang berguna untuk menghilangkan bakteri penyebab keputihan. Antibiotik ini tersedia di apotek dalam bentuk pil atau krim oles.
  2. Antijamur yaitu fluconazole dan clotrimazole. Antijamur ini berfungsi untuk mengatasi infeksi jamur yang menyebabkan keputihan. Obat ini biasanya berbentuk krim atau gel yang bisa dioleskan di bagian dalam miss V.

Bolehkah Hubungan Intim Saat Keputihan?

Hubungan Intim Saat Keputihan

Menurut pernyataan dr Hari, Divisi Obstetri dan Ginekologi jika wanita sedang mengalami keputihan, suami istri sebaiknya jangan dahulu melakukan hubungan intim 

Alasan tidak diperbolehkan karena jika memaksakan maka berdampak buruk pada wanita yaitu semakin parahnya keputihan.

Adapun tetap berhubungan intim dapat beresiko pada tertularnya bakteri pada pasangan. Misalnya tertularnya bakteri trichomonas atau gonorrhoea yang mengakibatkan infeksi cairan kencing.

Kapan Harus Segera Ke Dokter?

Apabila Sobat Pintar mengalami gejala yang terindikasi pada ketidaknormalan, segeralah  periksakan ke dokter.

Karena seringkali masalah ini sukar untuk diobati maka dengan hadirnya SmartRSCM yang sudah tersedia di  Google Play Store maupun  Apple App Store kamu dapat berkonsultasi dengan mudah dan cepat. 

(Maria Angeli Adind)

Referensi:

Jurnal Skala Husada. Politeknik Kesehatan Denpasar. Keputihan Pada Wanita. Diakses pada 2022

Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Sering Keputihan Normalkah? Diakses pada 2022