Konjungtivitis adalah peradangan pada jaringan konjungtiva yang disebabkan oleh adanya serangan mikroorganisme, respons hipersensitivitas, atau perubahan degeneratif pada area konjungtiva.
Biasanya, orang yang mengidap penyakit ini mengeluhkan mata merah, edema konjungtiva, dan sekret yang berlebihan. Tanda-tanda ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah, infiltrasi seluler, dan eksudasi.
Varian menular dan tidak menular adalah dua jenis konjungtivitis. Menular disebabkan oleh adanya virus dan bakteri, sedangkan yang tidak menular disebabkan oleh alergi, respons toksik, dan peradangan sekunder.
Lazim terjadi bersama atau sesudah penyakit infeksi saluran pernapasan dan penderita biasanya memiliki riwayat kontak dengan pengidap sebelumnya.
Virus dapat menyebar luas melalui tangan yang terinfeksi, berbagi peralatan mandi, berbagi bantal kepala, dan kontak dengan alat inspeksi mata yang terkontaminasi.
Konjungtivitis dapat terjadi pada semua usia, namun paling sering terjadi pada anak usia 1 sampai 25 tahun. Pada anak prasekolah dan anak usia sekolah, penyebab paling umum terjadi adalah tingkat kebersihan yang kurang.
Mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur), alergi, dan iritasi menginfeksi kelopak mata, menyebabkan kelopak mata menutup dan membuka dengan tidak tepat. Karena mata kering, kemudian terjadi iritasi yang mengakibatkan penyakit mata ini.
Adapun terjadinya pelebaran pembuluh darah ini adalah akibat inflamasi yang ditunjukkan dengan konjungtiva dan sklera berwarna merah, edema, rasa tidak nyaman, dan adanya sekret yang berlebihan.
Penyebab Penyakit Konjungtivitis
Penyakit konjungtivitis sering dialami oleh mayoritas orang dengan diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada konjungtiva. Penderita biasanya selalu mengeluh mengenai mata merah dan adanya sensasi tidak nyaman pada mata.
Diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: hiperakut, akut, subakut, dan kronis.
Neisseria gonorrhoeae merupakan salah satu bakteri penyebab tipe ini. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui kontak langsung dengan pengidap.
2. Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis virus adalah kondisi yang sering disebabkan oleh beberapa jenis virus.
Ini dapat terjadi dengan cukup parah untuk menyebabkan ketidaknyamanan hingga cukup ringan untuk pulih dengan sendirinya dan bertahan lebih lama daripada yang bakteri.
Berbagai virus tentunya dapat menyebabkan tipe ini. Namun, adenovirus adalah penyebab paling umum dari kondisi ini, dan virus herpes simpleks adalah contoh virus yang paling serius.
3. Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah jenis alergi mata yang paling umum, dan dihasilkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang melemahkan sistem kekebalan.
Jenis alergi diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu:
- konjungtivitis alergi musiman,
- konjungtivitis alergi tanaman (herbal),
- keratokonjungtivitis vernal,
- konjungtivitis atopik, dan
- konjungtivitis papiler besar.
Etiologi dan faktor risiko konjungtivitis alergi bervariasi menurut subkategori. Misalnya, alergi musiman dan herbal biasanya disebabkan oleh alergi terhadap serbuk sari, rumput, dan bulu binatang yang disertai dengan rhinitis alergi.
4. Konjungtivitis Jamur
Candida albicans adalah penyebab paling umum dari konjungtivitis jamur, yang juga merupakan penyakit mata yang jarang terjadi jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Kondisi ini dibedakan dengan perkembangan bercak putih dan dapat timbul pada penderita diabetes serta gangguan sistem kekebalan tubuh.
Penyakit mata ini juga dapat disebabkan oleh sporothrix schenckii, rhinosporidium seeberi, dan coccidioides immitis, meskipun pada faktanya jarang terjadi.
Gejala Penyakit Konjungtivitis
Gejala penyakit konjungtivitis ini sebenarnya cukup beragam sesuai dengan penyebab yang terjadi. Namun, secara umum dapat teridentifikasi sebagai berikut:
- Mata merah
- Mata berair
- Mata kering dan sakit
- Mata gatal
- Mata seperti terganjal
- Alis terasa lengket
- Bersin dan hidung tersumbat
- Timbul titik-titik kecil di dalam kelopak mata bagian atas
Cara Pengobatan Penyakit Konjungtivitis
Setiap jenis penyakit konjungtivitis tentunya akan memerlukan pengobatan yang berbeda. Karena, pada faktanya penyebab yang dialami pun pasti berbeda jika dibandingkan antara yang satu dengan lainnya.
Secara umum, penyakit ini dapat sembuh dalam 10-14 hari tanpa terapi dan dalam 1-3 hari dengan pengobatan. Sulfonamida (sulfacetamide 15%) atau antibiotik (gentamisin 0,3% atau kloramfenikol 0,5%) dapat digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.
Berikut merupakan detail tata cara pengobatan penyakit konjungtivitis pada setiap penyebabnya:
1. Akibat Virus
Dokter tidak akan merekomendasikan obat untuk konjungtivitis virus karena biasanya sembuh dengan sendirinya dalam satu hingga tiga minggu.
Hanya cukup letakkan handuk dingin dan lembab di atas mata untuk mendapatkan kenyamanan ekstra pada proses penyembuhannya.
2. Akibat Bakteri
Antibiotik tetes dapat digunakan untuk mengobati konjungtivitis bakteri. Antibiotik oral juga dapat dipergunakan jika penyakit disebabkan oleh gonore atau klamidia.
3. Akibat Alergi
Vasokonstriktor, antihistamin, dan tetes mata steroid dapat digunakan untuk mengobati konjungtivitis alergi. Gatal dan edema pun dapat dihilangkan dengan cara ini.
Sobat Pintar perlu untuk menjaga kualitas mata dengan sebaik mungkin. Penyakit mata ini pada faktanya menyerang organ inti pada manusia seperti mata.
Sedangkan, di sisi lain mata merupakan organ yang selalu digunakan sehari-hari untuk melakukan serta menunjang berbagai aktivitas.
Jika Sobat Pintar sudah mengalami masalah pada bagian mata, segeralah untuk konsultasikan keluhan tersebut kepada dokter melalui rumah sakit terdekat.
Dengan kondisi mata yang baik, maka pastinya Sobat Pintar juga akan merasakan kenyamanan dan terciptanya optimalisasi dalam melakukan hal apapun yang jarang dilakukan sebelumnya.
Perlukah Pergi ke Dokter?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kamu dapat pergi ke dokter apabila mengalami gejala penyakit yang tak kunjung membaik.
Sebelum kondisinya semakin memburuk, segera konsultasikan kesehatanmu sekarang juga! Tentunya melalui layanan telekonsultasi terbaik SiapDOK, yaitu SmartRSCM!
Tenang saja, kemudahan berkonsultasi dengan para dokter berkualitas hanya dengan menatap layar ponsel sudah berada di genggamanmu!
Cukup unduh aplikasi SmartRSCM di Appstore maupun Playstore, konsultasikan, penyakit pun dapat segera terobati! Masalah kesehatanmu akan menjadi prioritas kami!
(Syafiq Kemal Fahriandoni)
Ditinjau oleh: Dr. Hisar Daniel, SpM
Referensi
Repository UMP. Diakses pada 2022. Tinjauan Pustaka
Repository UMY. Diakses pada 2022. Tinjauan Pustaka