Skip to content

Leukemia Pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganan

  • by
Leukemia

Leukemia adalah kanker darah dimana sel kanker tumbuh di sumsum tulang dan masuk ke dalam darah. Leukemia merupakan jenis kanker paling umum diderita oleh anak-anak.

Leukemia

Berdasarkan data pada Global Cancer Observatory (Globocan), tercatat ada 474.519 kasus kanker darah di seluruh dunia pada tahun 2020 dengan jumlah kematian sebesar 311.594 kasus. Leukemia termasuk ke dalam 10 besar kanker yang memakan korban terbanyak.

Jika dikerucutkan lagi ke Asia Tenggara, kawasan Asia Tenggara berhasil meraih posisi ke-3 sebagai penyumbang kasus kanker darah terbanyak di dunia dengan 37.025 kasus pada tahun 2020.

Di Indonesia sendiri, Globocan mencatat bahwa kasus leukemia di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 14.979 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 11.530, menjadikan penyakit ini menjadi jenis kanker dengan jumlah kasus ke-9 terbanyak di Indonesia.

Menurut dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp. A(K), dokter spesialis anak ahli tumbuh kembang di RSCM, ketika seorang anak menderita leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah putih abnormal yang tidak matang sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah.

 

Berikut ini merupakan jenis-jenis sel darah yang terdapat dalam tubuh kita yaitu:

  • Sel darah merah (eritrosit), berfungsi untuk membawa oksigen. Ketika seorang anak memiliki tingkat sel darah merah sehat yang rendah, ini disebut anemia, dimana anak mungkin merasa lelah, lemah, dan sesak napas.
  • Trombosit, membantu pembekuan darah dan menghentikan pendarahan. Ketika seorang anak memiliki tingkat trombosit yang rendah, maka ia akan lebih mudah memar dan berdarah.
  • Sel darah putih (leukosit), berfungsi untuk melawan infeksi dan penyakit lainnya. Ketika seorang anak memiliki tingkat sel darah putih yang rendah, ia lebih berpotensi untuk mengalami infeksi.

Gejala Leukemia

Gejala leukemia pada setiap anak dan orang dewasa mungkin bisa berbeda, oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui daftar gejala leukemia untuk deteksi dini.

Berikut ini merupakan 12 gejala dan ciri-ciri dari penderita leukemia:

  1. Kulit pucat
  2. Merasa lelah, lemas, atau kedinginan
  3. Sakit kepala atau pusing
  4. Sesak napas atau kesulitan bernapas
  5. Infeksi yang sering atau jangka panjang
  6. Demam
  7. Mudah memar atau berdarah seperti mimisan atau gusi berdarah
  8. Nyeri tulang atau sendi
  9. Perut bengkak
  10. Nafsu makan buruk
  11. Penurunan berat badan
  12. Pembengkakan kelenjar getah bening (nodus)

Penyebab Leukemia

Penyakit leukemia disebabkan oleh kenaikan drastis sel darah putih di dalam tubuh. Normalnya, sel darah putih adalah sel yang berfungsi untuk melawan infeksi. Akan tetapi, jika produksi sel darah putih terlalu berlebih, sel tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Berikut ini merupakan faktor risiko yang bisa meningkatkan potensi terjangkit leukemia:

  1. Merokok
  2. Sering terpapar radiasi dan bahan kimia
  3. Melakukan terapi radiasi atau kemoterapi
  4. Terdapat anggota keluarga yang pernah menderita leukemia
  5. Memiliki kelainan genetik misalnya down syndrome

4 Jenis Leukemia

Kanker darah atau dibedakan menjadi 4 jenis, antara lain:

1. Leukemia Limfositik Akut

Acute lymphocytic leukemia (ALL) atau leukemia limfositik akut adalah jenis yang paling banyak diderita oleh anak-anak dan remaja, namun tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga bisa menderita tipe ALL ini.

Jenis limfositik akut ini adalah jenis leukemia yang bermula di tulang sumsum, tempat sel darah diproduksi. ALL berkembang dari limfositik yang belum matang, yaitu sel darah putih yang merupakan kunci kesehatan imun.

Tipe ini bisa menyebar hingga ke kelenjar limfa dan sistem saraf pusat.

2. Leukemia Mieloid Akut

Acute Myelogenous Leukemia (AML) atau leukemia mieloid akut adalah jenis yang paling banyak diderita oleh orang tua. Pada anak-anak, tipe AML ini adalah tipe yang banyak diderita ke-2 setelah tipe ALL.

Tipe ini merupakan tipe yang juga bermula di tulang sumsum. Bedanya dengan ALL yang hanya berkembang dari sel darah putih, AML juga bisa berkembang dari jenis sel darah lain.

3. Leukemia Limfositik Kronis

Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis adalah jenis yang paling umum diderita oleh orang dewasa.

Jenis CLL biasanya tidak bergejala, oleh karena itu banyak orang yang baru mengetahui bahwa mereka mengidap tipe ini setelah bertahun-tahun kemudian.

Banyak orang yang menderita leukemia jenis CLL yang tidak memerlukan pengobatan sama sekali, kecuali jika tubuh mereka tidak bisa memproduksi sel darah normal.

Namun, tentu saja apabila diobati bisa meringankan gejala dan efek samping dari CLL.

Selain itu, orang yang menderita tipe ini dan memilih untuk menjalani perawatan akan memiliki masa hidup yang lebih panjang daripada yang tidak.

4. Leukemia Mieloid Kronis

Chronic Myelogenous Leukemia (CML) atau leukemia mieloid kronis adalah jenis yang juga umumnya tidak bergejala sehingga perlu dilakukan tes darah untuk mengetahui apakah kamu menderita tipe CML atau tidak.

Orang tua dengan usia 65 tahun ke atas lebih berpotensi untuk menderita jenis CML ini dibandingkan dengan orang dewasa dan anak-anak.

Pengobatannya

Cara mengobati leukemia pada anak adalah dengan menjalankan rawat inap terlebih dahulu untuk mengatasi jumlah darah yang rendah, pendarahan, atau infeksi.

Pengobatan leukemia pada anak kemungkinan akan menjalani perawatan sebagai berikut:

  • Transfusi darah dengan sel darah merah untuk jumlah darah rendah
  • Transfusi darah dengan trombosit untuk membantu menghentikan pendarahan
  • Obat antibiotik untuk mengobati infeksi apapun

Selain itu, kanker darah juga dapat diobati dengan menjalani salah satu prosedur di bawah ini:

Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi pengobatan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya. Kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk infus ke dalam vena (IV) atau terusan tulang belakang, disuntikkan ke dalam otot, atau diminum. 

Kemoterapi adalah pengobatan utama untuk sebagian besar leukemia pada anak-anak. Beberapa obat biasanya akan diberikan pada waktu yang berbeda-beda.

Umumnya, obat akan diberikan dalam beberapa siklus, dengan periode istirahat di antaranya. Hal ini dilakukan untuk memberi anak waktu untuk pulih dari efek samping.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi adalah sinar-X berenergi tinggi atau jenis radiasi lainnya. Terapi radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.

Kemoterapi Dosis Tinggi dengan Transplantasi Sel Induk

Sel darah muda (sel induk) diambil dari anak atau dari orang lain dan transplantasi ini diikuti oleh sejumlah besar obat kemoterapi.

Efek samping dari pengobatan ini terbilang cukup besar, yaitu bisa menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang. Setelah kemoterapi selesai, sel-sel induk akan diganti.

Terapi yang Ditargetkan

Pengobatan ini dapat bekerja ketika kemoterapi tidak efektif. Misalnya, dapat digunakan untuk mengobati anak-anak dengan tipe CML. Terapi yang ditargetkan seringkali memiliki efek samping yang lebih ringan.

Imunoterapi

Terapi imun atau imunoterapi adalah pengobatan yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh sendiri untuk menyerang sel kanker.

Kapan Harus ke Dokter?

Karena gejala dari kanker darah ini mirip dengan kondisi kesehatan lainnya, pastikan Sobat Pintar menemui penyedia layanan kesehatan untuk melakukan diagnosis.

Nah, untungnya sekarang ada aplikasi SmartRSCM dari SiapDok yang bisa menghubungkan kamu dengan dokter spesialis profesional dari RSCM hanya dengan beberapa ketukan saja!

Segera unduh aplikasi SmartRSCM di playstore atau appstore untuk mulai berkonsultasi dengan dokter yang ahli pada bidangnya dengan mudah dan aman.

(Alula Sakinah)

Ditinjau oleh: dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.S

Referensi

Global Cancer Observatory. Diakses pada 2022. Leukaemia Fact Sheets 2020.

Global Cancer Observatory. Diakses pada 2022. Indonesia Fact Sheets 2020.

American Cancer Society. Diakses pada 2022. Leukaemia.

Web MD. Diakses pada 2022. Leukaemia.

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Leukaemia.

Kamustoto