Penyakit Kanker kolorektal merupakan penyakit kanker yang menyerang usus besar (kolon) dan bagian usus paling bawah sampai anus (rektum).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker kolorektal merupakan kanker tertinggi kedua pada pria dengan jumlah kasus 30.017 pada tahun 2018.
Melihat kanker kolorektal terjadi cukup marak di Indonesia, penting untuk Sobat Pintar memahami lebih dalam mengenai penyakit ini. Dengan begitu, kamu tentunya bisa melakukan pencegahan dini atau mendapatkan penanganan yang tepat.
Gejala Kanker Kolorektal
Salah satu faktor yang membuat kanker kolorektal sulit ditangani adalah karena gejalanya tidak terlihat jelas. Sehingga, kebanyakan pasien mengetahui mengidap kanker kolorektal ketika sudah mencapai stadium tinggi.
Meskipun begitu, berikut adalah gejala-gejala yang dapat mengindikasikan kemungkinan kanker kolorektal:
- Perubahaan kebiasaan saat buang air besar
- Terdapat darah di dalam atau di tinja
- Diare, sembelit, atau perasaan usus tidak kosong sepenuhnya
- Sakit perut, nyeri, dan kram yang tidak hilang
- Penurunan berat badan yang tidak normal
Baca Juga: Kanker Tulang Primer
Apa Penyebab Kanker Kolorektal?
Pada umumnya kanker kolorektal terjadi ketika terdapat jaringan yang tumbuh secara tidak normal di dinding dalam kolon atau rektum. Mengingat tidak semua jaringan berkembang secara abnormal, terdapat beberapa faktor yang memicu hal tersebut terjadi:
- Pola makan yang kurang sehat
- Merokok
- Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol
- Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak
- Jarang berolahraga
Selain karena pola hidup yang kurang sehat, terdapat juga beberapa penyakit yang dapat memicu terjadinya kanker kolorektal. Beberapa penyakit tersebut adalah:
- Polip usus
- Radang usus
- Obesitas
- Diabetes
- Familian Adenomatous Polyposis (FAP) atau sindrom genetik Lynch
- Pernah menjalani radioterapi di bagian perut
Stadium Kanker Kolorektal
Kanker kolorektal dapat dibagi menjadi 4 stadium untuk memahami tingkat keparahannya, yaitu:
- Stadium 1: Kanker hanya berada di dalam usus besar
- Stadium 2: Kanker telah menembus dinding usus besar
- Stadium 3: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah benih yang berdekatan dengan usus besar
- Stadium 4: Kanker telah menyerang organ tubuh lain seperti paru-paru dan hati.
Pencegahan Kanker Kolorektal
Seperti jenis kanker lainnya, kanker kolorektal tentu merupakan penyakit yang sangat fatal dan dapat berujung pada kematian.
Jika kamu adalah salah satu orang yang rentan untuk mengalami kanker kolorektal, jangan khawatir!
Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi resiko kanker koloretal:
- Perbanyakan konsumsi biji-bijian, buah, dan sayur
- Kurangi asupan makanan yang berlemak dan makanan cepat saji
- Mempertahankan berat badan ideal
- Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit dalam satu hari
- Mengelola diabetes apabila ada
Bagaimana Cara Mengobatinya?
Apabila mengidap penyakit kanker kolorektal, terdapat berbagai macam penanganan untuk mengobati penyakit tersebut. Beberapa jenis pengobatannya termasuk:
1. Operasi
Dalam prosedur ini, bagian usus besar yang mengalami kanker akan dipotong dan diangkat. Setelah itu, pangkal usus akan disambungkan ke sisa usus besar dan dibuatkan lubang stoma sebagai tempat keluarnya tinja.
Meskipun begitu, terdapat juga beberapa jenis operasi yang dapat dipilih oleh dokter, yaitu:
- Polpektomi: Mengangkat polip kolorektal berukuran kecil melalui prosedur kolonoskopi
- Endoscopic mucosal resection: Mengangkat polip kolorektal dan lapisan dalam usus besar melalui kolonoskopi
- Bedah laparoskopi: Mengangkat polip yang tidak dapat dilakukan melalui prosedur kolonoskopi
- Partial colectomy: Memotong bagian usus besar yang terkena kanker dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya.
2. Kemoterapi
Sobat Pintar pasti sudah tidak asing dengan penanganan satu ini. Terapi ini digunakan untuk membunuh sel kanker melalui obat-obatan dalam beberapa siklus. Biasanya pasien kanker kolorektal akan diberikan obat oxaliplatin dan irinotecan.
3. Radioterapi
Berbeda dengan kemoterapi, cara ini menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker. Sinar dapat dipancarkan dengan alat di luar tubuh atau dipasang dekat dengan lokasi terjadinya kanker.
4. Imunoterapi
Pengobatan ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang akan merangsang daya tahan tubuh untuk melawan sel kanker yang menyerang usus.
5. Terapi obat bertaget
Metode ini hampir mirip dengan kemoterapi dimana mengandalkan penggunaan obat-obatan. Namun perbedaannya, obat ini bekerja untuk membunuh sel kanker secara spesifik. Beberapa obat yang digunakan adalah:
- Regorafenib
- Cetuximab
- Bevacizumab
- Ramucirumab
Baca Juga: Kanker Kepala dan Leher
Kapan Harus ke Dokter?
Mengingat tidak semua kasus kanker usus besar menimbulkan gejala, sangat penting untuk kamu melakukan skrining.
Metode pemeriksaan ini sangat dianjurkan bagi orang yang memiliki riwayat penyakit yang dapat memicu timbulnya kanker kolorektal dan juga orang yang berusia 50 tahun ke atas.
Untungnya saat ini terdapat aplikasi SmartRSCM dari SiapDok yang menyediakan layanan telekonsultasi kesehatan melalui video call. Tidak perlu khawatir, aplikasi ini merupakan aplikasi resmi dari RSCM yang akan menghubungkan kamu dengan para dokter handal.
Yuk tunggu apa lagi, unduh aplikasinya melalui Google Playstore atau Appstore sekarang!
(Shafira Alisya Fahrizal)
Sumber
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada Agustus 2022. Yuk, mengenal Kanker Kolorektal atau Kanker Usus Besar.
Mount Elizabeth. Diakses pada Agustus 2022. Kanker Kolorektal.