Skip to content

10 Macam Personality Disorder yang Perlu Kamu Ketahui!

Personality disorder

Personality disorder adalah masalah kejiwaan yang mengganggu mental yang mengakibatkan seseorang akan memiliki pola pikir, perilaku, serta perasaan yang tidak sehat dari orang pada biasanya, dan kesulitan dalamm berinteraksi dengan orang lain.

Hal tersebut menjadi masalah dalam membangun hubungan serta menjalankan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja, sekolah, dan aktivitas lainnya.

Seseorang yang memiliki personality disorder kadang tidak dapat membedakan mana hal yang normal dan tidak.

Mereka menganggap bahwa semua perilaku serta cara berpikirnya normal dan tidak memiliki masalah.

Ironisnya, mereka dapat menyalahkan perilaku orang lain atas perilaku yang dihadapinya.

Data Kasus Nasional dan Internasional

Indonesia memiliki data tiga sampai lima per 1000 penduduk dengan mayoritas pasien berada di kota besar, hal tersebut terkait dengan tingginya tingkat stress yang ada di daerah perkotaan.

Dari hasil beberapa penelitian di rumah sakit Indonesia, terdapat 0,5-1,5 per seribu penduduk mengalami gangguan jiwa. 

Didapat data di RSJ, gangguan kepribadian menduduki peringkat kedua dari sepuluh diagnosa penyakit rawat inap dengan jumlah 497 orang (47.02%) dari 1.057 orang.

WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa prevalensi masalah kesehatan jiwa cukup tinggi, terdapat 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah kejiwaan. 1% diantaranya ialah gangguan jiwa berat.

Pada dasarnya, manusia memang mudah terserang gangguan jiwa, terdapat 450 juta orang di seluruh dunia terkena dampak dari permasalahan jiwa, saraf, dan perilaku. Bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah gangguan mental organik.

World Health Organization menyatakan pada tahun 2000 bahwa terdapat 45 juta orang menderita gangguan kepribadian di seluruh dunia.

Sangat disayangkan bahwa gangguan kepribadian tidak mendapat perhatian, terdapat 90% diantaranya di negara berkembang. 

12,7 juta orang mengidap gangguan kepribadian di Western Pasifik, angka tersebut merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.

Penyebab Personality Disorder

Penyebab personality disorder masih belum diketahui secara pasti. Kepribadian yang tidak normal dibentuk oleh banyaknya faktor.

Terdapat dua faktor utama yang mempunyai peran besar dalam terbentuknya personality disorder, yaitu gen yang diwariskan oleh orang tua dan lingkungan.

Gen membuat seseorang rentan untuk mengembangkan gangguan kepribadiannya, sedangkan lingkungan dapat membuat kehidupan dapat memicu perkembangan lainnya.

Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat diduga menjadi salah satu risiko terjadinya personality disorder:

  1. Mempunyai kelainan pada struktur otak atau terdapat komposisi kimia di dalam otak
  2. Memiliki pengalaman hidup di keluarga yang tidak harmonis
  3. Sering terabaikan sejak masa kecil
  4. Memiliki pengalaman pelecehan sejak anak-anak, baik secara verbal dan fisik
  5. Mempunyai tingkat pendidikan yang rendah
  6. Hidup di dalam keluarga yang sulit ekonomi

Jenis-Jenis Personality Disorder

Setelah mengetahui apa itu personality disorder serta penyebabnya. Kini, kamu perlu mengetahui jenis-jenis personality disorder.

Personality disorder memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda, antara lain:

  • Gangguan Kepribadian Paranoid

Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian jenis ini merasa bahwa orang-orang selalu mencoba untuk memanfaatkan mereka.

Bahkan, tidak ada penjelasan yang logis di balik hal tersebut ia tetap memiliki kecurigaan akan hal tersebut.

Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian jenis ini akan merasa marah jika ada seseorang yang mempertanyakan dirinya, serta tidak mau memberitahu seseorang untuk mengenal dirinya.

Dengan hal-hal tersebut, penderita gangguan kepribadian paranoid kesulitan untuk mempercayai orang lain atau membangun hubungan yang sehat.

  • Gangguan Kepribadian Skizoid

Jenis gangguan kepribadian yang satu ini akan merasa kesulitan untuk mengekspresikan emosinya.

Mereka akan memberikan sedikit respon atau reaksi ketika orang lain meneriakinya hanya untuk memuji. 

Hal tersebut dapat membuat perspektif orang lain terhadap dirinya “dingin” dan tidak ramah, karena mereka menutup diri. 

Pasien gangguan kepribadian skizoid akan merasa sulit untuk merasa kesenangan serta tidak tertarik dengan hubungan seksual. Mereka sering dianggap tidak memiliki tujuan dan ambisi.

  • Gangguan Kepribadian Skizotipal

Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian yang satu ini, mereka akan mempercayai akan suatu hal yang aneh.

Orang yang mengidap gangguan kejiwaan yang satu ini tidak akan bereaksi pada sesuatu hal yang kebanyakan orang lain merasa emosional.

Bagi beberapa orang normal akan tidak tahu bagaimana cara merespons ocehan dan percakapan yang tidak jelas dari penderita gangguan ini.

Orang dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman ketika berada di sekitar orang-orang yang menurut dia asing, mereka akan memilih untuk sendirian.

  • Gangguan Kepribadian Antisosial

Respon dari seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial adalah marah, menipu, dan memperlakukan orang lain dengan buruk yang bertujuan untuk mendapat apa yang mereka mau.

Mereka tidak peduli akan apa yang mereka lakukan benar atau salah. Mereka bisa saja melakukan hal-hal yang berbahaya seperti kasar, sembrono, berbohong, atau bahkan hal ilegal sekaligus.

Mereka tidak pernah akan menyesal akan apa yang sudah mereka lakukan, seperti melukai orang lain misalnya. Apa yang mereka lakukan rentan terhadap penyalahgunaan obat-obatan, atau bahkan alkohol.

Orang dengan gangguan kepribadian yang satu ini kadang merasa kesulitan untuk mempertahankan pekerjaannya atau mengurus keluarga mereka.

  • Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder)

Jika seseorang mengidap gangguan kepribadian ambang akan memiliki respon yang kuat berupa marah, sedih, dan cemas yang bisa saja berubah secara tiba-tiba.

Orang dengan gangguan kepribadian ambang bisa saja menjadi “teman” yang baik, tapi bisa saja tiba-tiba menjadi orang yang mengerikan. 

Biasanya, tindakan yang ia lakukan berupa impulsif, misalnya melakukan penyalahgunaan obat-obatan, menyetir ugal-ugalan, dan melakukan seks yang berisiko.

  • Gangguan Kepribadian Histrionik

Orang dengan gangguan kepribadian histrionik memiliki keinginan yang kuat. Pada beberapa kasus, orang dengan gangguan kepribadian ini memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik.

Biasanya, orang dengan gangguan kepribadian ini akan merasa sering terlalu khawatir akan penampilannya, mereka sengaja berpakaian untuk menarik perhatian orang lain.

Mereka akan bertindak layaknya sedang berada di atas panggung dengan bentuk emosi yang berlebihan dan cara bicara yang sering berubah agar dapat menarik perhatian banyak orang.

  • Gangguan Kepribadian Narsis

Orang dengan gangguan kepribadian narsis selalu membuat dirinya selalu terlihat baik, bahkan jika mereka harus melukai dirinya sendiri mereka akan melakukannya.

Salah satu contohnya adalah seseorang dengan gangguan kepribadian ini akan sering pamer dan berpura-pura menjadi orang lain yang bukan dirinya.

Mereka akan marah ketika seseorang tidak memperlakukan dirinya seperti apa yang mereka inginkan.

Mereka akan merasa tidak aman (insecure), sangat sensitif, dan bisa saja mengamuk ketika dikritik yang padahal orang lain mengkritik dirinya untuk hal yang baik.

Mereka bisa saja depresi ketika ada seseorang yang membuat mereka merasa rendah.

  • Gangguan Kepribadian Menghindar (Avoidant Personality Disorder)

Tipe gangguan kepribadian yang satu ini merupakan salah satu tipe dari kondisi gangguan kepribadian cemas.

Tanda jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini adalah perasaan gugup dan takut, serta memiliki kepercayaan diri rendah.

Mereka akan merasa takut yang luar biasa terhadap penolakan dan penilaian buruk dari orang lain.

Perasaan-perasaan tersebut membuat mereka sangat tidak nyaman ketika berinteraksi dengan orang lain, dan membuat mereka menghindar dari kegiatan secara sosial.

  • Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif (Obsessive-Compulsive Personality Disorder)

Respon dari seseorang dengan gangguan kepribadian ini adalah rasa ingin mengontrol orang, pekerjaan, dan situasi.

Mereka akan merasa kesulitan untuk bersantai dan mereka akan selalu ingin melakukan  segala kegiatan sendiri. Mereka juga dapat menilai orang dengan buruk.

  • Gangguan Kepribadian Dependen

Orang dengan gangguan kepribadian dependen akan menjadi selalu manja sebab mereka benci berpisah dengan apa atau siapa yang mereka rasa dekat dengan dirinya.

Seseorang dengan gangguan kepribadian ini akan merasa sangat ketakutan ketika berpikir bahwa seseorang yang mereka andalkan pergi.

Mereka biasanya tidak percaya diri dan takut untuk mencoba hal-hal baru. Keputusan simple di hari-harinya terasa sangat sulit karena sering bergantung pada orang lain.

Mereka bisa saja memulai hubungan yang baru ketika hubungan asmaranya baru saja berakhir. Tetapi, mereka bisa saja memaklumi kekerasan dari seseorang hanya demi mempertahankan orang yang mereka sayang.

Apakah Personality Disorder Bisa Sembuh?

 

personality disorder

 

Jawabannya bisa. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa personality disorder ini sangat sulit untuk disembuhkan.

Cara untuk menyembuhkan seseorang dengan gangguan kepribadian adalah melalui pencegahan, terapi, dan rehabilitasi.

Nah, bagi kamu yang bertanya-tanya mengenai apa saja terapi yang bisa dilakukan serta cara mengatasi personality disorder, simak ulasan di bawah ini.

Cara Mengatasi Personality Disorder

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa personality disorder memiliki berbagai jenis. Oleh sebab itu, cara mengatasinya pun berbeda sesuai dengan jenis gangguan kepribadiannya.

Pendekatan kelompok merupakan salah satu cara mengatasi personality disorder, seperti dokter, perawat, psikiater, psikolog, atau terapis lainnya.

Jika kamu memiliki gejala yang ringan dan dapat dikontrol, biasanya dokter akan menyarankan untuk pergi ke psikiater. 

Adapun beberapa cara untuk mengatasi personality disorder, antara lain:

  • Psikoterapi

Dalam pengobatan ini, kamu akan mendiskusikan mengenai kondisi yang kamu alami, seperti pemikiran dan perasaan negatif yang mengganggu keseharian kamu.

Terdapat beberapa tipe psikoterapi yang bisa saja dianjurkan oleh dokter. Yang biasa dilakukan adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT), terapi tingkah laku dialektikal, psychoanalytic atau psychodynamic therapy (terapi psikologis).

Selain beberapa tipe di atas terapi keluarga juga bisa menjadi salah satu pengobatan pada gangguan mental.

  • Obat-Obatan

Saat ini, belum ada obat-obatan khusus untuk mengobati gangguan kepribadian. Tetapi, kamu bisa mengonsumsi obat-obatan di bawah ini yang bertujuan membantu mengontrol gejala, seperti:

  • Antidepresan, gunanya untuk mengatasi depresi, rasa marah, dan impulsif
  • Penstabil mood, yang bertujuan untuk mencegah mood swing serta mengurangi rasa kesal dan perilaku agresif
  • Obat antipsikotik, yang biasa dikenal dengan neuroleptik, yang mempunyai efek membantu orang yang memiliki kehilangan kesadaran dengan kenyataan
  • Obat anticemas, yang dapat membantu meringankan rasa gelisah, cemas, dan insomnia

Kapan Harus ke Dokter?

Segera lakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater) jika kamu memiliki perilaku yang mengarah kepada gangguan kepribadian yang sudah dijelaskan di atas.

Apalagi, jika gejala atau tanda tersebut sudah mengganggu aktivitas keseharian kamu.

Hadirnya aplikasi SmartRSCM dapat memudahkan kamu dalam melakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).

Kamu dapat download aplikasi SmartRSCM di App Store dan Play Store yang ada di smartphone kamu. Yuk, sayangi kesehatan jiwamu.

(Arya Saputra S)

Referensi:

Jurnal Medula Unila. Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan, dan Disfungsi Otak pada Pria Usia 45 Tahun. Diakses pada 2022