Skip to content

Servisitis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

servisitis

Servisitis adalah sebuah peradangan yang terjadi pada serviks. Peradangan ini ditandai dengan adanya perdarahan yang keluar dari vagina di luar masa menstruasi.

Selain itu, terdapat rasa nyeri saat berhubungan seksual dan keluarnya cairan abnormal dari vagina.

Bicara tentang serviks, yaitu bagian paling bawah dari rahim yang terhubung dengan vagina. Sama seperti jaringan lain, serviks juga dapat mengalami peradangan yang dapat mengganggu wanita.

Peradangan ini disebabkan karena beberapa penyebab, misalnya infeksi menular seksual maupun non infeksi, seperti iritasi dan alergi.

Sobat Pintar perlu waspada nih, karena penyakit ini dapat menular dan dapat mengakibatkan infeksi yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Penyakit seksual ini dapat menular melalui kontak seksual, contohnya seperti penyakit gonore, klamidia, herpes, dan penyakit kelamin lainnya. Namun, perlu diketahui juga bahwa servisitis terjadi akibat alergi. 

Infeksi ini bisa menyebar sampai ke rongga perut dan dapat menyebabkan gangguan kesuburan.

Pada ibu hamil, infeksi yang terjadi di rongga perut dapat menimbulkan masalah kepada janin yang dikandungnya. Sangat menyeramkan, kan? Tak hanya itu, terdapat banyak sekali kasus wanita yang terinfeksi di Indonesia maupun di dunia.

Data Kasus Nasional dan Internasional

Sebenarnya di Indonesia sendiri belum diketahui pasti angka kejadiannya. Tetapi, ada hasil studi yang dilakukan di India menyebutkan terdapat 14,5% dari 3.000 wanita di India terkena sindrom duh (discharge) vagina, yang mana servisitis termasuk di dalamnya.

Walaupun Indonesia masih belum memiliki data kasus yang pasti, pada penelitian mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi pada ibu hamil sebanyak 106 orang.

Terdapat ibu hamil yang terinfeksi sekitar 21 orang, BV (Bakterial Vaginosis) 17 orang, kandidiasis 5 orang, dan uretritis 2 orang. 

Sobat Pintar, dari sini kita dapat simpulkan bahwa terdapat banyak kasus yang menyebar di indonesia dan dunia.

Maka dari itu, kita perlu waspada akan penularan serta penangannya. Yuk, simak penjelasan berikutnya.

Penyebab Servisitis

Penyebab servisitis pada wanita dapat ditularkan melalui kontak seksual, misalnya gonore, herpes kelamin, atau klamidia. Kemungkinan besar disebabkan oleh infeksi menular seksual. 

Ada penyebab-penyebab lain yang meliputi servisitis, antara lain:

  1. Alergi terhadap spermisida atau zat yang dapat mematikan sperma, lalu bahan lateks dari alat-alat kontrasepsi, dan produk-produk kewanitaan.
  2. Iritasi akibat penggunaan tampon (pembalut wanita)
  3. Bakteri baik yang tidak terkendali di dalam vagina 
  4. Tidak seimbangnya hormon, estrogen jauh lebih rendah dibanding dengan kadar progesteron yang dapat mengakibatkan tubuh jika mempertahankan kesehatan serviks  menjadi terganggu
  5. Hubungan seksual yang tidak aman, seperti berganti-ganti pasangan, hubungan seksual dengan orang yang beresiko tanpa menggunakan kondom
  6. Memiliki riwayat penyakit seksual menular (gonore, sifilis, HIV, dll)

Gejala Servisitis

Pada beberapa wanita yang terinfeksi, mengeluh rasa nyeri saat berhubungan, keputihan yang berlebih, pendarahan di luar siklus menstruasi, dan pendarahan sewaktu berhubungan intim. 

Jika ada gejala, biasanya gejalanya akan seperti:

  1. Pendarahan vagina yang abnormal, dan terjadi setelah berhubungan seksual atau di antara periode menstruasi
  2. Keputihan berwarna abu-abu, putih, dan kuning, disertai dengan bau yang tidak sedap
  3. Terasa sakit ketika berhubungan seksual 
  4. Terasa sakit di vagina 
  5. Terasa berat di pinggul 
  6. Sakit ketika buang air kecil 
  7. Gatal pada vagina

Ciri-Ciri Radang Serviks

Sebenarnya, orang yang terinfeksi memiliki ciri yang sama dengan gejalanya.

Perlu kamu ketahui bahwa beberapa pengidap servisitis tidak memiliki gejala. Namun terdapat indikasi-indikasi pada pengidap, antara lain:

  1. Keluar cairan dari vagina, berwarna kuning pucat keabu-abuan dengan bau yang tidak sedap
  2. Sering buang air kecil dan terasa sakit
  3. Pendarahan pada vagina setelah berhubungan intim
  4. Nyeri di panggul disertai dengan demam
  5. Terasa sakit di bagian punggung atau perut.

Jenis-Jenis Servisitis

Ada dua jenis servisitis, yaitu servisitis kronis dan akut.

1. Servisitis Kronis

Servisitis kronis adalah peradangan pada yang terjadi pada leher rahim atau serviks yang terjadi secara tiba-tiba.

Seseorang yang mengidap servisitis kronis biasanya terjadi diakibatkan oleh infeksi menular seksual.

2. Servisitis Akut

Servisitis akut adalah radang yang terjadi secara tiba-tiba, namun yang membedakan dengan servisitis kronis adalah servisitis akut ditandai dengan gejala yang umum.

Mungkin kamu bertanya-tanya, apa bedanya servisitis akut dan kronis? Kedua jenis servisitis tersebut adalah penyakit yang sama.

Namun, yang membedakan dari kedua penyakit tersebut adalah hanya durasi peradangan yang terjadi.

Pengobatan Servisitis

Servisitis memiliki beberapa jenis, oleh sebab itu pengobatannya akan dilakukan berdasarkan jenis dan gejala penderita.

Jika seseorang yang terinfeksi diakibatkan infeksi, terdapat beberapa obat yang akan diberikan oleh dokter, antara lain:

  1. Antibiotik, seperti azithromycin, doxycycline, erythromycin, ofloxacin, dan ceftriaxone, untuk mengatasi servisitis yang diakibatkan oleh infeksi bakteri
  2. Antivirus, biasanya seseorang dengan servisitis akan diberikan acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir
  3. Antijamur, obat yang diberikan seperti fluconazole atau ketoconazole untuk mengatasi infeksi jamur

Jika kamu ingin mengonsumsi obat-obatan tersebut, perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya.

Apakah Servisitis Bisa Sembuh?

 

servisitis

Servisitis berbahaya jika disebabkan oleh infeksi, karena ada kemungkinan infeksi akan menyebar ke luar serviks ke rahim dan saluran tuba.

Lalu menyebar ke dalam rongga panggul dan perut, dan terjadilah infeksi yang dapat mengancam nyawa wanita.

Tetapi bisa disembuhkan, lho. Dengan melalui pengobatan yang tepat sesuai anjuran dokter.

Pengobatannya berbeda-beda, sesuai dengan penyebabnya. Kamu perlu waspada terhadap penyakit menular seksual ini dan ketahui pengobatannya. 

Jika kamu ragu, kamu bisa kunjungi dokter sekitar atau melalui aplikasi seperti SmartRSCM yang bisa kamu unduh di Play Store dan App Store.

Berapa Lama Radang Serviks Bisa Sembuh?

Servisitis dapat sembuh dengan pengobatan yang tepat, namun lama waktu penyembuhannya berbeda-beda setiap orang.

Secara umum, kesembuhan terjadi dalam waktu beberapa minggu. Tidak ada larangan untuk tetap berhubungan seksual, tetapi proses mekanik saat berhubungan seksual yang dapat memicu nyeri atau perdarahan lebih lanjut.

Akan lebih baik jika kamu mengurangi frekuensi atau menunda berhubungan seksual, karena radang serviks disebabkan oleh suatu infeksi menular seksual.

Servisitis pada Ibu Hamil

Kesehatan ibu hamil harus selalu terjaga, agar proses persalinan dapat berjalan dengan lancar.

Terdapat wanita hamil mengalami gangguan kesehatan pada organ intim, di antaranya adalah servisitis. 

Penyakit menular ini bisa mempengaruhi kehamilan dan proses persalinan. Jika ibu hamil mengidap penyakit satu ini, dianjurkan memeriksa kehamilan karena adanya kemungkinan terjangkit Infeksi Menular Seksual (IMS).

Jika ibu hamil terinfeksi dan tidak segera diobati akan mengakibatkan beberapa kondisi, antara lain: 

  1. Kelahiran prematur
  2. Keguguran
  3. Infeksi pada mata dan paru-paru bayi yang baru lahir

Perlukah Pergi ke Dokter?

Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti keluar cairan dari vagina secara terus-menerus dengan bau yang tidak sedap, lalu keluar cairan bercampur nanah, darah, dan cairan berwarna kuning kehijauan.

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar mendapat penanganan. Dengan hadirnya aplikasi SmartRSCM dari SiapDok akan memudahkan kamu melakukan pemeriksaan.

Cukup download aplikasi SmartRSCM yang sudah tersedia di Play Store dan App Store. Yuk, buruan download sekarang juga.

(Arya Saputra S)

Referensi:

Jurnal Ilmiah Obstetri Gynekologi dan Ilmu Kesehatan. Hubungan antara Pola Seksual dan Personal Hygiene dengan Kejadian Servisitis pada Ibu Hamil. Diakses pada 2022