Skip to content

Skizofrenia: Penyebab, Gejala, Ciri-ciri, dan Cara Mengobati

  • by
Skizofrenia

Menurut WHO (World Health Organization), skizofrenia adalah salah satu bentuk gangguan jiwa yang menyebabkan perubahan drastis pada individu.

Pada umumnya, seseorang yang mengalami skizofrenia akan kesulitan membedakan mana realita dan mana yang bukan.

Data WHO menyebutkan bahwa 1 dari 300 orang di dunia mengalami skizofrenia, yang berarti sekitar 24 juta orang di seluruh dunia.

Skizofrenia

Sumber: freepik

Skizofrenia bisa dialami oleh siapapun, baik perempuan maupun laki-laki. Gangguan ini umumnya pertama kali muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda, dan laki-laki cenderung menunjukkan gejala lebih awal dibandingkan perempuan.

Meskipun jumlahnya tak sebanyak gangguan jiwa lain, skizofrenia berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk menjalankan kegiatannya, bahkan untuk aktivitas mendasar seperti perawatan diri.

Selain itu, individu yang mengalami skizofrenia lebih berisiko mengalami masalah kesehatan fisik juga, termasuk diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

Saat ini, sudah tersedia berbagai jenis terapi untuk pemulihan dari gangguan ini, dan terapi tersebut umumnya lebih efektif bila dimulai segera setelah muncul gejala. Oleh karena itu, deteksi dini gejala skizofrenia menjadi sangat penting!

Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia didefinisikan sebagai sebuah penyakit gangguan mental yang membuat penderitanya kesulitan untuk membedakan antara dunia nyata dan dunia semu.

Apabila kamu menderita penyakit ini, maka hampir keseluruhan psikologismu akan terganggu. Mulai dari berubahnya cara berpikir, cara berekspresi, hingga berubahnya pandangan terhadap dunia nyata.

Skizofrenia bisa diderita siapapun baik perempuan maupun laki-laki, namun laki-laki cenderung menunjukkan gejala lebih awal dibandingkan perempuan.

Selain itu, seseorang yang menderita skizofrenia kemungkinan besar memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan dengan yang tidak.

Hal ini terjadi karena penderita biasanya juga mengidap penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes.

Tanda dan Gejala Skizofrenia 

Skizofrenia adalah suatu gangguan yang termasuk dalam golongan gangguan psikotik, ditandai oleh gangguan yang bermakna dalam membedakan kenyataan dengan hal-hal yang tidak nyata. 

Gejala yang dapat dialami orang dengan skizofrenia (ODS) sangat beragam, terdiri dari beberapa kelompok gejala.

Gejala Positif

ODS dapat mengalami gejala-gejala positif, yaitu mereka mengalami sesuatu yang tidak dialami oleh orang lain. 

  1. Halusinasi

Mungkin contoh gejala yang cukup dikenal adalah halusinasi, saat seseorang merasakan sensasi pengindraan yang sebenarnya tidak ada. 

Halusinasi bisa berasal dari pancaindra manapun, tapi yang paling sering adalah mendengar suara-suara dan melihat sesuatu yang tidak dilihat orang lain.

  1. Waham atau Delusi

Gejala positif lainnya adalah waham atau delusi, yang membuat ODS meyakini sesuatu yang tidak benar dan tidak ada buktinya, serta tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau budayanya. 

Mereka dapat meyakini diri mereka adalah seseorang yang sangat berkuasa, atau sebaliknya, sebagai orang yang akan dizalimi oleh orang lain.

Gejala Negatif

Pada skizofrenia, gejala negatif ditandai oleh hilangnya aspek-aspek yang ada pada orang kebanyakan. 

Gejala ini memang lebih jarang diperhatikan karena tidak semencolok gejala positif, padahal kumpulan gejala ini sangat mengganggu pemulihan ODS. Contoh gejala negatif skizofrenia antara lain:

  1. Hilangnya Inisiatif
  2. Berkurangnya Spontanitas Bicara
  3. Menumpulnya Ekspresi Emosi
  4. Hilangnya Minat Berosialisasi

ODS juga dapat mengalami gejala disorganisasi yang dapat bermanifestasi dalam pembicaraan ataupun perilaku. 

Dengan adanya disorganisasi, pembicaraan ODS jadi sulit dipahami karena ide pembicaraan menjadi tidak runtut, atau bahkan struktur kalimatnya pun menjadi tidak wajar.

Pada taraf berat, ODS terkesan sekedar mengeluarkan rangkaian kata dan bunyi yang tidak saling berhubungan. 

Sedangkan, ODS yang menunjukkan perilaku disorganisasi akan tampak bersikap kekanakan atau kurang lazim, seperti diam mematung, bergerak-gerak tanpa tujuan, atau terkesan acak-acakan.

Skizofrenia adalah suatu gangguan yang bersifat episodik, sehingga gejala-gejala tersebut biasanya muncul pada saat ODS mengalami suatu episode akut. Episode tersebut juga berisiko berulang atau kambuh bila ODS tidak mendapatkan terapi yang tepat dan teratur.

Pemulihan Skizofrenia

Sejauh ini, skizofrenia belum dapat disembuhkan, tetapi sudah tersedia berbagai jenis terapi yang dapat membantu mengendalikan gejalanya dan mengembalikan kemampuan ODS untuk berfungsi optimal.

Terapi pengobatan dengan obat dari jenis antipsikotik adalah salah satu pilar penting dalam terapi skizofrenia. 

Obat bermanfaat untuk mengendalikan gejala psikosis agar dapat reda (remisi) dan juga mencegah agar tidak terjadi kekambuhan di kemudian hari. Oleh karena itu, obat antipsikotik umumnya diminum jangka panjang, termasuk setelah gejala sudah hilang.

Psikoterapi kerap dilakukan bersamaan dengan pemberian obat. Jenis psikoterapi yang dilakukan bisa beragam, tergantung kebutuhan ODS. 

Psikoterapi suportif ditujukan untuk meringankan gejala pasien sembari mengupayakan kenyamanan psikologis bagi mereka, sedangkan terapi kognitif-perilaku dilakukan untuk mengembangkan perilaku atau keterampilan yang adaptif mendukung pemulihan.

Rehabilitasi psikososial juga tidak kalah penting untuk benar-benar mendukung ODS agar dapat kembali berfungsi sesuai perannya di masyarakat dan mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin. Salah satunya adalah berbagai jenis dukungan rehabilitasi agar ODS dapat bekerja dan menempuh pendidikan lanjutan.

Pekerjaan untuk Penderita Skizofrenia

Pekerjaan untuk Penderita Skizofrenia

Sumber: pixabay

Apakah mustahil bagi seseorang yang mengidap skizofrenia untuk bekerja? Tidak perlu risau, karena jawabannya adalah tidak mustahil!

Siapapun itu, termasuk penderita skizofrenia, dapat bekerja di profesi apapun dan di tempat yang mereka inginkan. Namun, mereka yang menderita penyakit ini memang harus memastikan berbagai hal agar kondisi mereka tetap prima ketika bekerja.

Dalam artikel berjudul How Occupationally High-Achieving Individuals With a Diagnosis of Schizophrenia Manage Their Symptoms di jurnal Psychiatric Services, telah membuktikan bahwa penderita skizofrenia juga bisa mencapai hal-hal besar dalam hidup.

Disebutkan di penelitian tersebut bahwa 60% partisipan penderita skizofrenia sedang menjalankan pendidikan S2 hingga sudah tamat S2 dan S3.

Berikut ini merupakan 7 strategi yang bisa dilakukan penderita skizofrenia agar bisa tampil prima ketika bekerja:

  1. Menjauhkan diri dari stres, alkohol, dan segala obat yang tidak sesuai dengan apa yang diresepkan untuk penderita skizofrenia.
  2. Mempelajari dan mempraktikkan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang terbukti sebagai psikoterapi yang efektif untuk mengurangi gejala skizofrenia.
  3. Meminta teman dan keluarga terdekat untuk menjadi support system penderita.
  4. Penderita sebaiknya bekerja di lingkungan yang tenang dan minimalis.
  5. Terlibat dalam aktivitas spiritual seperti sholat bagi penderita yang beragama Islam atau pergi ke gereja bagi yang nasrani.
  6. Menjadikan olahraga dan pola makan teratur sebagai fokus dari seorang penderita skizofrenia.
  7. Melanjutkan pendidikan dan meraih cita-cita karena setiap penderita berhak mendapatkannya.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun tanda dan gejala skizofrenia terkesan sangat mencolok, diagnosis tidak dapat ditegakkan secara sembarangan, karena gejala psikotik juga dapat dialami pada gangguan jiwa lainnya. 

Dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) siap membantu kamu dan orang terdekatmu yang mengalami gejala serupa untuk mendapatkan diagnosis yang akurat serta terapi yang tepat. 

Aplikasi SmartRSCM dari SiapDOK menyediakan layanan telekonsultasi dengan psikolog dan psikiater handal di RSCM yang tentu tidak bisa diragukan lagi keahliannya!

Yuk, segera download aplikasi SmartRSCM di Play Store atau App Store dan sampaikan masalah yang kamu alami agar bisa segera ditangani dengan dokter-dokter berkualitas dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

(Alula Sakinah)

Ditinjau oleh: dr. Adhitya Sigit Ramadianto, SpKJ

Referensi

World Health Organization. Diakses pada 2022. Schizophrenia.

WebMD. Diakses pada 2022. Schizophrenia: Definition, Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment.

American Psychiatric Association. Diakses pada 2022. What is Schizophrenia?

PsychCentral. Diakses pada 2022. Can People with Schizophrenia Work?

Cohen, A. N., Hamilton, A. B., Saks, E. R., Glover, D. L., Glynn, S. M., Brekke, J. S., & Marder, S. R. (2017). How occupationally high-achieving individuals with a diagnosis of schizophrenia manage their symptoms. Psychiatric Services, 68(4), 324-329.