Ditinjau oleh: dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.S
SiapDOK – Menurut data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Indonesia, tercatatkan bahwa terdapat 554,698 per (28/2). Dan apabila melihat data dari GISAID, terdapat 6.453 kasus Omicron untuk Jumat (25/2).
Pelacakan Varian Omicron
Menurut Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), MSc, PCR bisa mendeteksi apakah seseorang positif COVID-19 untuk varian Omicron. Rapid Antigen juga bisa mendeteksi, namun untuk mengetahui apakah seseorang positif Sars CoV-2 atau tidak.
Untuk selanjutnya dapat menggunakan metode khusus yaitu Whole Genome Sequencing, dimana pemerintah Indonesia memiliki fasilitasnya yang berada di Litbangkes.
Gejala Varian Omicron
Alasan kenapa varian Omicron ditandai sebagai varian yang diwaspadai adalah karena mereka mudah sekali untuk menular, dimana 2 sampai 3 kali lebih menular daripada varian Delta.
Masa inkubasi (selang waktu yang berlangsung antara pajanan terhadap patogen hingga gejala-gejala pertama kali muncul) dari varian Omicron sangat singkat, sehingga kemunculan gejala menjadi cepat untuk terlihat.
Terdapat data dimana masyarakat yang sudah divaksin mendapatkan gejala yang ringan dari Omicron. Namun tentu kita masih harus waspada, karena bisa saja gejala malah akan lebih berat khususnya untuk orang-orang tertentu seperti lansia, orang yang memiliki penyakit khusus, serta anak.
Kita perlu waspada terutama untuk anak yang belum divaksin, kita perlu mengawasi dan melindungi mereka apabila mereka berada diluar rumah agar nantinya mereka tidak tertular varian Omicron.
Menurut Dr. Miranti Fristy M, Apabila di negara lain, apa seseorang sudah mengalami suatu gejala yang ciri-cirinya termasuk dalam gejala suatu varian, maka dia akan melakukan tes dengan membeli swab sendiri ataupun dengan pergi ke tempat tes setempat.
Maka apabila anak kita miliki tanda-tanda terdapat gejala dari suatu varian, maka kita bisa waspada dengan membawakan mereka kepada tempat fasilitas tes untuk mengecek apakah mereka positif atau tidak.
Kenapa Khawatir Omicron ?
Banyak yang mengira bahwa karena gejala varian Omicron ringan, tidak perlu khawatir dan terlalu waspada. Namun, komplikasi dapat terjadi.
Menurut Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), MSc, anak terutama yang memiliki resiko tinggi karena memiliki penyakit, COVID-19 bahwa varian Omicron dapat menimbulkan komplikasi seperti MIS-C dan Long Covid.
Tidak seperti campak, seorang anak yang telah terkena COVID-19 pertama kali masih bisa untuk terkena lagi di kedepannya. Maka banyak yang menyarankan bahwa walaupun seseorang sudah pernah positif dan sembuh dari COVID-19, masih harus melakukan suntik vaksin.
Apakah Vaksin dari Pemerintah Cukup Efektif ?
Pemerintah telah memberikan rekomendasi vaksin untuk anak di atas 4 tahun dengan pemberian sebanyak 2 kali. Menurut Dr. Nina Dwi Putri, Sp.A(K), MSc, vaksin rekomendasi dari pemerintah cukup efektif dalam menurunkan resiko penularan, kematian, serta rawat inap dari COVID-19, serta mencegah Long Covid dan MIS-C.
Jadi, orang tua harus mendaftarkan anaknya untuk vaksin setidaknya 2 kali. Namun tentu setiap anak berbeda dan ada beberapa yang memiliki kondisi khusus.
Apabila Sobat Sehat memiliki kekhawatiran dan pertanyaan mengenai COVID-19, Omicron, serta kesehatan anak, bisa mengunduh aplikasi SiapDOK yaitu SmartRSCM untuk melakukan konsultasi kesehatan ke dokter yang profesional dari rumah secara aman dan nyaman.
Segera unduh aplikasinya di Google Play Store atau Apple App Store!
(Riestario Kurnia Thodiansyah)