Skip to content

Disleksia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

  • by

Disleksia adalah suatu penyakit yang menyebabkan penderitanya kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis.

Penderitanya akan mengalami kondisi kehilangan kemampuan untuk belajar, karena kesulitan untuk membaca dan menulis.

disleksia

gambar: pixabay.com

Pada anak normal, kemampuan membaca dan menulis biasanya sudah muncul ketika anak tersebut berusia 6-7 tahun. Namun bagi anak yang menderita penyakit ini tidak demikian, mereka akan tetap kesulitan membaca dan menulis hingga dewasa.

Kondisi ini jarang sekali diketahui oleh orang tua dan tenaga pendidik di sekolah. Anak yang menderita penyakit ini biasanya tidak belajar huruf-huruf ketika pada masa Taman Kanak-kanak dan tidak belajar membaca ketika pada masa Sekolah Dasar.

Anak akan terlihat seperti anak yang terlambat berbicara. Sebenarnya mereka tetap bisa menonjolkan kemampuan intelektual lainnya, hanya saja tidak bisa secara tuntas melakukan pembelajaran baca-tulis.

Data Kasus Internasional dan Nasional

Menurut data yang dipaparkan oleh Asosiasi Disleksia Indonesia, pada tahun 2010 di seluruh dunia setidaknya ada 10-15% anak yang bersekolah menderita disleksia.

Kemudian di Indonesia sendiri, masih menurut Asosiasi Disleksia Indonesia, dari 50 juta anak yang bersekolah, sekitar 5 juta diantaranya menderita penyakit ini.

Lebih lanjut, dari orang-orang yang memiliki kemampuan berbicara yang buruk sekitar 70-80% dari mereka mengalami disleksia.

Gejala Disleksia

disleksia

gambar: pixabay.com

Gejala disleksia sebenarnya mudah sekali terdeteksi, karena mempunyai ciri khas yang sama yaitu rendahnya kemampuan membaca padahal anak tersebut di usianya seharusnya sudah mampu membaca dengan lancar.

Anak yang menderita penyakit ini juga dapat terdeteksi melalui perbandingan intelektualnya dengan kemampuan membacanya. Misalnya ketika anak tersebut telah mengeluarkan suatu bakat di usia produktifnya, namun kemampuan membacanya masih sangatlah buruk.

Namun yang perlu digaris bawahi, tidak semua anak yang mengalami kesulitan membaca mengalami disleksia. Bisa jadi anak tersebut memang mempunyai pengalaman pengajaran membaca yang minim.

Secara umum, gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:

1. Lambat dan ragu ketika sedang berbicara

Anak yang mengalami disleksia, karena ia kesulitan dalam memproses susunan huruf maka ia ketika berbicara akan menjadi lambat dan ragu.

2. Terus-menerus salah dalam mengeja

Ketika seorang anak yang mengalami disleksia ingin mengucapkan kata “gajah” maka ia akan mengucapkan kata dengan huruf yang hampir serupa, sehingga yang diucapkannya menjadi “gagah”. Hal tersebut terjadi terus-menerus.

3. Kesulitan menyampaikan maksud yang ingin disampaikan

Misalnya anak yang mengalami disleksia sedang bercerita, ia akan kesulitan menyampaikan maksudnya semisal dalam menentukan waktu kejadian. Di sisi lain, pada gejala ini juga anak yang menderita disleksia kesulitan menunjukkan arah.

4. Huruf-huruf tampil terbalik dalam pandangannya

Anak yang mengalami disleksia dapat melihat huruf “b” menjadi huruf “p”, atau misalnya huruf “n” menjadi huruf “u”. Atau di kasus lain bisa mengeja huruf “kuda” menjadi “daku”, dan lain sebagainya.

5. Membaca dan mengeja kata secara lamban

Gangguan membaca yang terjadi membuat proses output dari hasil bacanya tidak maksimal sehingga membuat apa yang diucapkannya menjadi tidak konsisten.

6. Kesulitan menulis

Anak yang menderita disleksia juga dapat mengalami kesulitan dalam menulis, bahkan ia dapat mengalami kesulitan dalam menulis namanya sendiri. Misal namanya adalah “Andi”, maka bisa saja ia menulisnya dengan “4ndi”.

Penyebab Disleksia

Secara umum, penyebab dari disleksia dapat terbagi menjadi 3 faktor, yaitu faktor pendidikan, faktor psikologis, dan faktor biologis.

1. Faktor pendidikan

Pada faktor pendidikan, penyebab yang diyakini adalah karena salah dalam metode pengajaran membaca.

Metode membaca yang menerapkan metode belajar kata secara menyeluruh (tidak mengajarkan bentuk dan pengucapan huruf satu per satu) diyakini menjadi faktornya.

Seharusnya anak dididik dengan diajarkan satu per satu bentuk dan pengucapan huruf agar terekam dalam memori mereka.

2. Faktor psikologis

Pada faktor psikologis juga terdapat banyak penyebab seperti:

  • Telah ditinggal orang tua sejak kecil
  • Sering berpindah-pindah sekolah
  • Kurangnya perhatian dari tenaga pengajar di sekolah
  • Masalah di sekolah sehingga menyebabkan stress
  • Memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang tua, teman, kerabat sehingga juga menyebabkan stress

3. Faktor biologis

Pada anak yang menderita disleksia, menurut peneliti bahwa ada bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan kemampuan baca dan tulis yang tumbuh lebih lambat dibanding bagian yang lainnya.

Di sisi lain, faktor biologis yang menjadi penyebabnya adalah struktur otak yang tidak bertumbuh dan berkembang dengan sempurna.

Apakah Diksleksia Bisa Sembuh?

disleksia

gambar: pixabay.com

Disleksia merupakan penyakit yang berkaitan dengan otak sehingga cenderung tidak bisa sembuh. Namun, disleksia dapat dicegah dan diobati.

Pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan membaca dan menulis pada anak yang menderita penyakit ini. Namun pelatihan tersebut tidak boleh dipaksakan karena akan menimbulkan stress sehingga bisa memperparah kondisi.

Selain itu, pencegahan dan pengobatan juga dapat dilakukan dengan melakukan terapi okupasi. Terapi okupasi merupakan terapi untuk orang yang mengalami gangguan fisik dan mental dengan latihan atau aktivitas sesuai dengan keluhan yang terjadi.

Kapan Harus ke Dokter?

Karena gejalanya mudah terdeteksi, maka Sobat Pintar bisa langsung menghubungi dokter apabila menemukan anak yang memiliki gejala disleksia agar proses tumbuh-kembang dan pembelajaran anak tidak terganggu.

Untuk kamu yang memiliki waktu terbatas, maka kamu tak perlu risau. Kamu bisa unduh aplikasi SmartRSCM dari SiapDok di play store dan app store sebagai tahap awal dari diagnosa penyakit disleksia.

Cukup unduh di Play Store maupun App Store, login, daftar, bayar, dan telekonsultasi medis siap dilakukan!

(Muhammad Rifqi Athallah)

Referensi:

Seminar Dukungan Kegiatan Duta Baca Provinsi Aceh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh oleh Khabib A. Latief, UIN Ar-Raniry. Disleksia dan Tantangan bagi Penggiat Literasi. Diakses pada 2022.

Jurnal STIE Semarang Vol.4 No.3. Disleksia Berpengaruh Pada Kemampuan Membaca dan Menulis.Diakses pada 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published.