Gangguan kecemasan sosial adalah gangguan kesehatan mental di mana mengalami ketakutan yang luar biasa terhadap keberadaan orang lain. Hal ini didasari dengan perasaan cemas diawasi, dihakimi, serta dipermalukan orang lain.
Hasil penelitian dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), gangguan mental yang banyak terjadi di Indonesia yaitu gangguan cemas sosial dengan prevalensi sebesar 3,7%.
Sebenarnya, rasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain itu hal yang wajar, tetapi menjadi sebuah masalah jika dirasakan secara berlarut dan berlebihan.
Hal ini berakibat buruk serta menjadi kendala saat beraktivitas sosial, seperti bertemu orang baru, bercakap-cakap, atau berkumpul dengan banyak orang.
Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial
Gangguan kecemasan sosial ini dapat dilihat dari beberapa penyebab yaitu:
1. Keturunan dan Pola Asuh
Gangguan kecemasan sosial cenderung diturunkan dari orang tua, seperti seorang anak yang meniru perilaku orang tua yang kerap kali cemas saat berinteraksi dengan orang lain.
Bisa juga pada penerapan pola asuh orang tua yang otoriter dan mengekang anaknya sehingga anak akan sukar untuk mengekspresikan dirinya terhadap lingkungan sosialnya.
2. Peristiwa Masa Lalu
Peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan juga bisa menjadi pemicu gangguan kecemasan sosial, seperti kejadian yang memalukan serta dibully oleh orang lain sehingga muncul perasaan takut untuk kembali berinteraksi.
3. Struktur Otak
Respons takut sangat berkaitan dengan struktur otak yang bernama amigdala. Saat amigdala ini terlalu aktif karena kecemasan menghadapi situasi sosial, maka respons pada rasa takut juga semakin bertambah besar.
Amigdala ini berbentuk seperti kacang almond yang berfungsi mengatur emosi, perilaku, dan memori.
Tentunya kondisi ini mampu menimbulkan risiko kecemasan yang berlebihan saat berkomunikasi dengan orang sekitar.
Gejala Gangguan Kecemasan Sosial
Gejala gangguan kecemasan sosial tentunya sangat mudah dikenali karena secara terang-terangan seseorang akan menunjukkan rasa malu dan cemas yang berlebihan. Yuk simak penjelasannya!
Gejala gangguan kecemasan sosial yaitu:
- Takut untuk beraktivitas, seperti bertemu orang asing, memulai percakapan.
- Adanya rasa khawatir berlebihan terkait kegiatan sosial, seperti diskusi kelompok, makan bersama-sama, dan pesta.
- Kerap menunjukkan perilaku khawatir saat tampil di depan umum, misalnya tersipu malu, berkeringat, atau tampil kurang totalitas.
- Menghindari kontak mata saat berbicara.
- Merasa sakit, berkeringat, gemetar, jantung berdebar-debar kencang.
- Mengalami serangan panik saat membangun komunikasi.
Faktor Risiko Gangguan Kecemasan Sosial
Faktor risiko bisa dilihat dari kondisi masa lalu, kepribadian seorang penderita sendiri. Maka, Sobat Pintar dapat menyimak beberapa risiko gangguan kecemasan sosial, seperti:
1. Perundungan
Trauma atau sejarah dipermalukan di masa kecil, seperti perundungan atau bullying dapat bisa menghasilkan fobia serta rasa takut dalam perilaku sosial. Tidak hanya sebatas itu, ketidakcocokan dengan teman-teman juga bisa memicu kecemasan sosial.
2. Faktor-Faktor Keturunan
Bertumbuh dengan orangtua yang juga menunjukkan tanda-tanda fobia sosial juga riskan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, para orang tua yang menghindari acara-acara sosial akan berakibat pada pola perkembangan sosial anak yang terbatas dan menghindar saat berbicara.
3. Rasa Malu
Rasa malu berhubungan dengan kepribadian seseorang dan bukan merupakan suatu gangguan. Namun, banyak juga orang yang mengidap kecemasan sosial juga pemalu. Perlu diingat bahwa kecemasan sosial jauh lebih berdampak negatif daripada kecemasan “normal”.
Cara Mengobati
Cara pengobatan yang bisa dilakukan yaitu melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Berikut penjelasannya:
1. Psikoterapi
Terapi ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas dengan menghadapkan pasien pada situasi yang membuatnya cemas atau takut. Selanjutnya, psikolog atau dokter akan memberikan solusi untuk menghadapi situasi tersebut.
Terapi ini berlangsung selama 12 minggu dan dapat dilakukan berdua saja dengan psikiater atau berkelompok bersama pasien fobia sosial yang lain.
2. Pemberian obat-obatan
Obat antidepresan menjadi pilihan utama untuk mengatasi fobia sosial. Jenis obat yang digunakan antara lain:
- Selective serotonin reuptake inhibitors, seperti paroxetine
- Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), seperti venlafaxine
Kapan Harus ke Dokter
Apabila keluarga atau teman Sobat Pintar memiliki gejala yang disebutkan di atas segera periksakan ke dokter spesialis.
Yuk Sobat Pintar segera periksa dan konsultasikan keluhanmu melalui SmartRSCM yang sudah tersedia di Google Play Store maupun Apple App Store.
Kualitas dan mutu terjamin selalu diberikan kepada pasien agar konsultasi menjadi lebih mudah dan cepat!
(Maria Angeli Adind)
Referensi:
Jurnal Psikologi. Universitas Hasanuddin. Anxiety Disorder. Diakses pada 2022