Skip to content

Kanker Penis: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Kanker Penis

Sobat Pintar, sudahkah kamu tau tentang penyakit kanker penis? Berikut penjelasan lengkap mengenai kanker penis mulai dari penyebab dan pengobatannya.

Kanker dapat berkembang dimana saja pada penis tetapi yang paling sering berkembang pada kepala atau ujung penis (glans) yang belum disunat.

Penyakit ini termasuk penyakit langka dan ganas di dunia, hanya beberapa kasus terjadi pertahunnya.

Di Indonesia terdapat total 1.032 jumlah kasus kanker penis yang terjadi dari tahun 2003 hingga 2014, dan kasus paling banyak terjadi di provinsi Bali yaitu sebanyak 543 (40%) kasus.

Menurut Cancer Research United Kingdom banyak pria yang didiagnosis kanker penis pada usia 50 tahun keatas. Dalam rata-rata per tahunnya hanya 3 dari 100 (3%) kasus baru yang muncul pada pria dibawah umur 40 tahun.

Penyebab Kanker Penis

Penyebab Kanker Penis

Hingga saat ini penyebabnya masih belum jelas diketahui, namun beberapa faktor disebabkan oleh human papillomavirus (HPV dan merokok. Namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan, antara lain:

  1.     Human Papillomavirus

Human papillomavirus (HPV) pada kanker penis mirip dengan proses terjadinya kanker serviks pada wanita. Proses yang disebabkan pada  kanker penis dimulai dari terjadinya infeksi akibat luka pada lapisan epidermis penis.

Luka pada penis tersebut yang menjadi jalur masukkan HPV untuk menginfeksi inti sel lapisan epidermis penis. HPV juga dapat menyebar lebih ganas apabila sering melakukan kebiasaan seks yang tidak menggunakan pengaman.

  1.     Penis Belum Disunat

Penis yang tidak disunat dapat menyimpan bakteri di bawah kulup penis yang dapat menyebabkan pembusukan dan terjadi infeksi yang beresiko menjadi penyebab kanker penis.  

  1.     Merokok

Merokok dapat menyumbat saluran darah pada penis sehingga menyebabkan beberapa gejala yang timbul. Kandungan bahan kimia pada rokok juga dapat merusak sel-sel dalam penis, yang meningkatkan resiko.

  1.     Usia

Rata-rata kasus penderita penyakit ini adalah berusia di atas 50 tahun, hal ini dikarenakan pada usia tersebut sistem imun tubuh mulai menurun. Faktor lainnya pria di usia tersebut telah mengabaikan kebersihan kelamin.

  1.     HIV/AIDS

Seseorang yang mengidap HIV/AIDS dapat beresiko besar karena berhubungan dengan melemahnya daya tahan tubuh.

Gejala Kanker Penis

Penyakit ini memiliki gejala yang dapat dideteksi sejak dini, sehingga dapat mengurangi resiko. Berikut gejala yang perlu kamu ketahui, diantaranya:

  • Terdapat luka pada area penis yang tidak sembuh selama 4 minggu lebih
  • Terjadinya pendarahan pada penis atau di bawah kulup penis
  • Penis mengeluarkan cairan berbau tidak sedap
  • Muncul benjolan dan ruam pada batang penis
  • Penebalan kulit penis
  • Bagian kulup penis tidak bisa bergerak
  • Nyeri saat buang air kecil dan sesudah buang air besar
  • Penurunan berat badan, anemia, dan kehilangan nafsu makan

Gejala dapat berbeda dengan kasus infeksi yang terjadi. Namun kamu perlu waspada apabila memiliki salah satu gejala di atas. Segera lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang sesuai.

Pengobatan Kanker Penis

Pada kasus stadium awal dapat ditangani dengan melakukan operasi sunat. Namun sebelum melakukan operasi, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan terapi antiseptik selama seminggu.

Sedangkan pada kasus stadium lanjut dengan gejala parah, akan lebih baik untuk menjalani kemoterapi, dapat dikombinasikan dengan operasi dan radioterapi.

Berikut pengobatan yang dapat dilakukan untuk penanganan berdasarkan level gejalanya:

  1. Operasi

Operasi dilakukan dengan pemotongan kulup, pengangkatan kelenjar getah bening, dan reseksi parsial atau total. Pemotongan bagian pada penis dapat dilakukan sesuai dengan besar area yang terinfeksi.

  1. Radioterapi

Pasien stadium awal dapat menjalani pengobatan dengan radioterapi. Biasanya metode ini dilakukan saat pasca operasi, dengan tujuan meningkatkan efektifitas tindakan operasi.

  1. Kemoterapi

Sama seperti metode radioterapi, metode kemoterapi dapat dilakukan saat pasca operasi dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas tindakan operasi. Tujuan utama kemoterapi adalah mencegah aktifnya kembali virus penyebab kanker.

Kapan Harus ke Dokter?

Pengobatan kanker penis

Penyakit ini lebih banyak terjadi pada usia lanjut sehingga sering kali mengabaikan gejala awal yang dirasakan, sehingga baru akan melakukan konsultasi saat sudah memasuki stadium lanjut.

Segera melakukan konsultasi ke dokter apabila telah terjadi beberapa gejala yang dijelaskan sebelumnya, meskipun gejala tersebut tidak sepenuhnya gejala kanker penis. Namun, akan lebih baik jika kita bisa mengetahuinya lebih dini sebelum menjadi masalah lebih besar.

Sobat Pintar, tidak perlu khawatir jika ingin melakukan konsultasi dengan dokter yang berhubungan dengan masalah kesehatan kamu. SiapDOK bersama RSCM telah menghadirkan solusi pintar untuk membantu kamu dalam melakukan konsultasi kesehatan.

Hanya perlu mengunduh aplikasi SmartRSCM melalui Play Store atau Apple App Store, kamu dapat melakukan konsultasi dengan dokter pilihanmu dengan mudah kapanpun dan dimanapun kamu mau. Yuk segera download aplikasi SmartRSCM di ponsel kamu!

(Windya Aprista)

Jurnal Penelitian Mahasiswa, Universitas Lampung. Penektomi Parsial pada Pria 57 Tahun dengan Kanker Penis. Diakses pada 2022

Majalah Kesehatan Vol.8 No.3, Universitas Brawijaya. Patogenesis Infeksi Human Papillomavirus Sebagai Dasar Dalam Pengembangan Pencegahan Dan Terapi Baru Pada Kanker Penis. Diakses pada 2022

Artikel Penelitian, Universitas Indonesia. Evaluasi Klinis dan Manajemen Kanker Penis di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Diakses pada 2022

Jurnal Kesehatan Aesculapius, Universitas Warmadewa. Prevalensi Ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) pada Karsinoma Penis. Diakses pada 2022

Asian Cancer. Gejala Kanker Penis. Diakses pada 2022

Asian Cancer. Terapi Kanker Penis. Diakses pada 2022