Sobat Pintar, apakah kalian tau tentang oligomenorea yang mempengaruhi siklus menstruasi? Berikut penjelasannya!
Oligomenorea adalah sebuah gangguan yang terjadi saat periode menstruasi dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari.
Penyebab oligomenorea bisa dikarenakan faktor stress secara berlebihan yang menyebabkan menurunnya kondisi fisik dan psikis seorang wanita.
Menurut World Health Organisation (WHO) sekitar 45% wanita dunia mengalami siklus oligomenorea dan di Indonesia pada tahun 2011 siklus ini menyerang 16,7% usia remaja.
Oligomenorea dapat menyebabkan komplikasi serius yang bisa memperburuk terjadinya kelainan haid jika tidak ditangani secara serius.
Penyebab Oligomenorea
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya oligomenorea pada wanita:
1. Ansietas (Kecemasan Berlebih)
Mengalami kondisi kecemasan secara berlebih dapat menyebabkan terganggunya kondisi psikis. Hal ini yang menyebabkan terjadinya oligomenorea pada remaja atau wanita usia 20 tahunan.
2. Penyakit Kronis
Seseorang yang mengalami penyakit kronis cenderung memiliki resiko besar mengalami oligomenorea karena penurunan daya tahan tubuh dan juga mengkonsumsi obat-obatan yang dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi.
3. Aktivitas Fisik Berat
Wanita yang memiliki aktivitas fisik berat akan memiliki resiko oligomenorea. Biasanya terjadi pada atlet wanita
4. Konsumsi Pil KB
Seorang wanita yang mengkonsumsi pil KB akan membuat siklus menstruasi tidak teratur karena mempengaruhi secara hormonal. Bahkan terkadang mereka tidak terjadi menstruasi sama sekali.
5. Nutrisi yang Buruk
Pemilihan pola hidup tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan yang tidak memiliki gizi seimbang dapat menyebabkan resiko penyakit. Hal itu juga dapat menjadi penyebab oligomenorea.
Oligomenorea juga dapat menjadi gejala dari beberapa penyakit lain seperti:
- Penyakit radang panggul
- Gangguan ovarium atau indung telur
- Masalah pada rahim dan mulut rahim
- Sindrom polikistik ovarium (polycystic ovarian syndrome/PCOS)
- Penggunaan hormon steroid anabolik
- Penyakit graves
- Hiperprolaktin (kelebihan hormon prolaktin pada tubuh)
Gejala Oligomenorea
Seorang wanita yang melakukan kebiasaan atau pola hidup yang dijelaskan diatas dapat memiliki beberapa gejala oligomenorea sebagai berikut:
- Mengalami siklus haid lebih dari 35 hari tanpa haid
- Siklus haid tidak teratur
- Pendarahan haid yang lebih sedikit atau hanya mengalami flek
- Memiliki kurang dari sembilan periode haid dalam setahun
- Memiliki gejala seperti pramenstruasi, kram, kembung dan gejala lain. Atau bahkan tidak memiliki gejala apapun
Cara Mengatasi
Cara mengatasi oligomenorea dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan cara berikut:
- Memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup
- Berolahraga secara rutin
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan gizi dan nutrisi
- Mengelola stress, dan
- Mengatur berat badan agar tetap stabil dan sehat
Pola hidup sehat dapat menjadi pengaruh besar dalam pencegahan gejala penyakit. Meningkatkan daya tahan tubuh dan mengontrol stress dapat membuat hidup jadi lebih teratur dan menghindari dari berbagai penyakit.
Perbedaan Polimenorea dan Oligomenorea
Polimenorea dan oligomenorea keduanya adalah sebuah gangguan yang terjadi pada siklus menstruasi, namun memiliki gejala yang berbeda.
Polimenorea adalah gangguan siklus menstruasi dimana seorang wanita memiliki siklus singkat hanya 21 hari atau bahkan kurang. Akibatnya, wanita yang mengalami gejala ini akan merasa mengalami periode menstruasi dalam satu bulan.
Sedangkan, oligomenorea adalah kebalikan dari polimenorea yaitu dimana seorang wanita memiliki siklus menstruasi 35 hari atau bahkan lebih lama. Bahkan bisa tidak mengalami menstruasi sama sekali dalam tiga bulan.
Keduanya memiliki penyebab yang tidak jauh berbeda, namun penyebab polimenorea dapat diakibatkan karena kondisi yang lebih serius seperti penyebab infeksi penyakit menular dan endometriosis.
Perlukah Pergi ke Dokter?
Jika gejala sudah sering kali terjadi dan memiliki gejala yang menyebabkan rasa sakit berlebih pada bagian tubuh seperti perut, panggul atau vigina. Segera lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penangan yang dibutuhkan.
Gejala oligomenorea yang diabaikan dapat menyebabkan komplikasi yang berisiko besar seperti:
- Kemandulan
- Kanker endometrium, kondisi lanjutan dari hiperplasia endometrium
- Masalah kardiovaskular
- Osteoporosis, karena penurunan sumber estrogen utama sehingga tubuh tidak bekerja dengan baik. Penderita dapat mengalami osteoporosis
Namun sebelum melakukan konsultasi ke dokter, kamu perlu menyiapkan beberapa hal yang diperlukan seperti:
- Catatan siklus menstruasi
- Gejala seputar menstruasi yang dirasakan
- Catatan riwayat penyakit yang pernah atau sedang kamu alami
- Catatan obat-obatan atau suplemen yang sering dikonsumsi
Saat melakukan konsultasi biasanya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar menstruasi mulai dari jangka waktu, gejala saat menstruasi, dan juga kebiasaan yang sering dilakukan.
Namun dokter biasanya akan melakukan tindakan lebih serius jika gejala yang dirasakan sudah cukup besar hingga menimbulkan rasa sakit berlebih dan mengganggu aktivitas dari penderita.
Sobat Pintar saat ini tidak perlu khawatir untuk mencari tempat untuk melakukan konsultasi bersama dokter sesuai dengan kebutuhan kamu.
Bersama SiapDOK , Rumah Sakit RSCM membantu kamu untuk melakukan konsultasi kesehatan bersama dokter jauh lebih mudah. Hanya dengan mengunduh aplikasi SmartRSCM di Play Store atau Apple App Store kamu bisa berkonsultasi kapanpun dan dimanapun.
(Windya Aprista)
Referensi
Jurnal Manuscript Mahasiswa, Politeknik Kesehatan Bandung. Diakses pada 2022. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Oligomenorea Di MAN 01 Bogor.
Jurnal Mahasiswa, Universitas Andalas. Diakses pada 2022. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Yang Dilakukan Atlet Perempuan Anggota Unit Kegiatan Olahraga Universitas Andalas Dengan Oligomenorea.
Jurnal Mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Makassar. Diakses pada 2022. Pengaruh Status Gizi Terhadap Oligomenorea Pada Mahasiswi Fk Unismuh Angkatan 2015 Dan 2016.