Skip to content

Skizofrenia Paranoid: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

  • by
Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling umum terjadi di masyarakat dengan memiliki kecurigaan dan ketakutan yang tinggi terhadap sesuatu.

Adapun gejala lain yaitu selalu berhalusinasi serta tidak mampu berpikir secara rasional. 

Akibat buruk dari hal ini yaitu biasanya penderita akan sulit melakukan aktivitas, sulit menjalin hubungan dalam rumah tangga, membangun interaksi dan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. 

Data WHO (World Health Organization) menunjukkan lebih dari 70% orang dengan skizofrenia memiliki halusinasi yang mengarah pada skizofrenia paranoid.

Di Indonesia menurut laporan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) skizofrenia paranoid menempati posisi tertinggi dalam kelompok penyakit mental yaitu sebesar 4,6%.

Penyebab Skizofrenia Paranoid

Faktor penyebab skizofrenia paranoid yang paling umum yaitu dikarenakan faktor keturunan dan lingkungan. 

Orang dengan stres tinggi juga berisiko terkena penyakit ini serta rasa trauma pada masa anak-anak juga dapat memicu skizofrenia paranoid. 

Rasa trauma dapat terjadi karena berbagai hal. Misalnya menerima perlakuan yang tidak menyenangkan secara fisik maupun verbal ketika masih kecil.

Dengan kejadian yang sulit untuk dilupakan, dan menciptakan ketakutan tersendiri sampai menginjak usia dewasa juga bisa menciptakan trauma 

Adapun faktor risiko lain dari skizofrenia paranoid yaitu: 

  1. Bayi yang terkena infeksi virus dan kekurangan nutrisi saat masih dalam kandungan
  2. Kekurangan oksigen saat bayi dilahirkan 
  3. Adanya penyalahgunaan obat-obatan, seperti narkoba

Gejala dan Ciri-ciri Skizofrenia Paranoid

Keluhan terkait gejala skizofrenia paranoid cukup bermacam-macam. Namun, ada gejala utama yang menjadi tanda seseorang menderita skizofrenia paranoid yaitu: 

  • Delusi atau Waham

Gejala skizofrenia paranoid ini ditandai dengan merasa jika orang lain adalah musuhnya yang ingin melawan dirinya. 

Apabila delusi ini semakin tidak dipedulikan maka akan memicu pengidap untuk berperilaku agresif serta melakukan tindakan kekerasan sebagai bentuk pertahanan diri

  • Halusinasi

Gejala ini ditandai dengan mendengar serta melihat sesuatu yang dianggap nyata padahal sebenarnya tidak nyata. Adapun pengidap juga merasa jika dirinya menjadi bahan perbincangan orang lain 

Gejala awal yang dirasakan para penderita yaitu menciptakan pemikiran sendiri tentang dunia serta dilingkupi rasa curiga sehingga menciptakan perilaku menutup diri pada lingkungan. 

Berikut merupakan perilaku dari gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia paranoid:

  1. Mengalami halusinasi pendengaran dimana akan mendengar serta melihat sesuatu yang tidak nyata.
  2. Emosi yang sulit terkontrol dan rasa marah selalu melingkupi para pengidap skizofrenia ini 
  3. Mengalami rasa cemas dan gelisah yang berlebihan tanpa penyebab yang jelas
  4. Adanya kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan karena merasa terancam dengan kehadiran orang lain
  5. Mengalami waham kebenaran dimana pengidap percaya jika memiliki kekuatan khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain karena karena mendengar atau melihat hal-hal yang diketahui orang lain.
  6. Adanya pemikiran serta perilaku bunuh diri secara berulang kali

Komplikasi Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid yang tidak segera disadari dan ditangani akan berdampak pada  terjadinya berbagai komplikasi: 

  1. Mengalami gaya hidup yang salah dan tidak terkendali, seperti kecanduan narkoba dan alkohol yang berakibat pada munculnya penyakit dari 2 kegiatan ini
  2. Memicu terjadinya depresi yang akut dan berkepanjangan
  3. Memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri serta mengakhiri hidup. 
  4. Rasa kepekaan dan kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain yang semakin hilang 
  5. Adanya keinginan untuk bertindak kriminal serta asusila 
  6. Ketidakmampuan diri untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Cara Penanganan Skizofrenia Paranoid?

Bentuk penanganan dari skizofrenia paranoid bisa melalui terapi serta pemberian obat-obatan. 

Terapi yang digunakan ialah psikoterapi yang bertujuan agar pasien bisa menyadari, memahami, dan beradaptasi dengan kondisinya, sehingga dapat beraktivitas kembali. Beberapa metode psikoterapi yang bisa digunakan adalah:

  1. Terapi Perilaku Kognitif
    bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir pasien. Kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan akan membantu pasien memahami pemicu halusinasi dan delusi, serta mengajarkan pasien cara mengatasinya
  2. Terapi Remediasi Kognitif
    Terapi remediasi kognitif mengajarkan pasien cara memahami lingkungan sosial, mengendalikan pola pikir, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam memperhatikan atau mengingat sesuatu
  3. Terapi Pendidikan Keluarga
    Pada terapi ini, psikiater akan mengajarkan kepada keluarga dan teman pasien bagaimana cara berinteraksi dengan pasien. Salah satunya adalah dengan memahami pola pikir dan perilaku pasien
  4. Terapi Elektrokonvulsif
    Terapi elektrokonvulsif menggunakan elektroda dengan arus listrik rendah. Terapi ini terkadang digunakan jika pasien skizofrenia tidak membaik setelah diberikan obat-obatan

Selain itu untuk menunjang penanganan yang lebih baik bisa melalui pemberian obat-obatan yang dinamakan obat antipsikotik. Obat ini membantu meringankan gejala delusi dan halusinasi. 

Perlu diketahui Sobat Pintar bahwa mengkonsumsi obat ini harus sesuai resep serta anjuran dokter karena obat ini bekerja pada senyawa kimia di dalam otak (neurotransmitter)

Obat antipsikotik dibedakan menjadi dua yakni obat antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua (atipikal). Berikut penjelasan keduanya: 

  1. Obat antipsikotik tipikal : fluphenazine, perphenazine, trifluoperazine
  2. Obat antipsikotik atipikal: Aripiprazole, Asenapine, Olanzapine

Dengan 2 metode penanganan ini para pengidap skizofrenia paranoid bisa sembuh total asalkan memiliki kemauan untuk rutin terapi dan meminum obat-obatan.

Amankah jika Bergaul dengan penderita Skizofrenia Paranoid?

Banyak dari kita pasti akan takut untuk bergaul dengan para penderita. Tapi Sobat Pintar mulai dari sekarang jangan takut karena membangun interaksi dengan penderita itu aman dan kita menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan mereka. 

Akan tetapi untuk bergaul dengan pengidap skizofrenia, ketahui dulu tips aman berikut ini:

  • Pelajari skizofrenia terlebih dahulu agar mengetahui cara terbaik untuk menghadapi pengidap saat ia sedang menunjukkan gejala-gejala tertentu
  • Berbicara dengan komunitas skizofrenia supaya bisa memberi pendampingan sesama bagi pengidap skizofrenia 
  • Jangan mengiyakan halusinasinya, sebaiknya kita membenarkan mana yang benar dan mana yang salah 

Kapan Harus Pergi Ke Dokter?

Jika Sobat Pintar mengalami gejala serta tanda yang semakin parah, segera periksa dan konsultasikan keluhanmu melalui SmartRSCM yang sudah tersedia di Google Play Store maupun Apple App Store.  

Ayo Sobat Pintar segera download, kualitas dan mutu terjamin selalu diberikan kepada pasien agar konsultasi menjadi lebih mudah dan cepat! 

(Maria Angeli Adind)

Referensi:

Jurnal Psikologi. Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Studi Kasus Penderita Skizofrenia Paranoid. Diakses pada 2022

Ganesha Medicina Journal. Universitas Pendidikan Ganesha. Skizofrenia Paranoid Paranoid Schizophrenia. Diakses pada 2022

Kamustoto